FORUM Keadilan Bali – Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Bali I Made Rentin menjabarkan sejumlah upaya dilakukan bersama tim reaksi cepat dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dan seluruh Kabupaten se-Bali mencapai target 28% penanganan vaksinasi maksimal 26 Oktober mendatang.
Dihadapan sejumlah tim Pertanian Australia, Rentin menyampaikan penguatan Bioscurity dilakukan bersama instansi terkait pembebasan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bali. ”Kami dari BPBD Provinsi Bali membentuk tim reaksi cepat sudah turun ke beberapa daerah berbasis kecamatan melakukan desfinasi penyemprotan terhadap hewan dan ternak warga. Hal ini rutin dilakukan agar tidak terjadi pengembangan drastis terhadap PMK pada hewan ternak,” ungkapnya di sela-sela rapat bersama tim pertanian dari Australia didampingi Balai Karantina, di Ruang Pusdalops, Rabu (5/10).
Rentin menjelaskan upaya percepatan penambahan vaksinator terus dilakukan untuk membagi tugas bersama dinas terkait, Balai Karantina, dan Dinas Pertanian melaksanakan proses bioscurity. Pengawasan terhadap pintu masuk Bali, baik di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai, Pelabuhan Benoa dan Bandara Internasional Ngurah Rai menjadi prioritas utama. Balai Karantina Pertanian merupakan referentasi dari Kementerian Pertanian, sesuai arahan dari Menkomarves harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Angkasa Pura dan otoritas bandara. Karena menjadi tugas penting bersama untuk memutuskan perkembangan PMK pada hewan rentan.
Dari data yang tercatat, kata Rentin, Bali dengan jumlah ternak sapi, kerbau, kambing dan babi 858.971 populasi sudah mendapatkan vaksinasi sebanyak 194.032 atau rata rata 6.468 ekor per hari. Semakin banyak vakdinator tambahan maka penanganan Hewan Rentan PMK (HRP) akan lebih cepat tertangani dan ditanggulangi.