FORUM Keadilan Bali – Tiga bandara dikelola PT Angkasa Pura I berhasil meraih penghargaan Bendera Emas Sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam penghargaan K3 tahun 2023 diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), Kamis (22/6).
Tiga bandara yang meraih penghargaan Bendera Emas SMK3 tersebut adalah Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Sam Ratulangi Manado, dan Bandara Internasional Lombok dengan penghargaan kategori lanjutan.
”Angkasa Pura I sebagai pengelola bandara berkomitmen penerapan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dalam setiap aktivitas di bandara. Penghargaan diterima bandara kami ini membuktikan tingginya komitmen perusahaan terhadap K3,” ujar Direktur Operasi PT Angkasa Pura I MMA Indah Preastuty.
”Implementasi prinsip K3 di bandara Angkasa Pura I merupakan komitmen perusahaan terhadap pemenuhan kepatuhan terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,” kata Indah.
Indah Preastuty menyampaikan penghargaan tersebut berhasil diraih setelah melaksanakan audit eksternal SMK3 dengan 166 kriteria sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012. Penghargaan Bendera Emas SMK3 yang diraih tiga bandara Angkasa Pura I tersebut sekaligus melengkapi capaian dalam penghargaan yang sama tahun 2022 lalu, di mana tujuh bandara berhasil meraih Bendera Emas Sertifikat SMK3.
Selain penghargaan Bendera Emas Sertifikat SMK3 diraih tiga bandara, kata Indah Preastuty, Angkasa Pura I juga berhasil meraih tiga penghargaan lain, yaitu penghargaan Zero Accident Award berhasil diraih lima bandara, yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Bandara Internasional Lombok, Bandara Adi Soemarmo Solo, dan Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2HIV/AIDS) berhasil diraih Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali serta penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 (P2Covid) diraih Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Internasional Lombok. ”Mewakili manajemen, kami turut menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak, utamanya kepada instansi stakeholder komunitas bandara atas peranan dan kontribusinya selama ini sehingga capaian ini dapat kami pertahankan, dan utamanya atas tercapainya standar keselamatan dan kesehatan kerja di bandara-bandara Angkasa Pura I,” tutur Indah Preastuty.
Dalam acara penghargaan tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah menekankan pentingnya implementasi K3 di tempat kerja. Pelaksanaan K3 harus menjadi perhatian sangat serius, dan menjadi prioritas bagi dunia kerja di Indonesia. ”Kami mengajak dan mendorong perusahaan untuk menerapkan SMK3 secara konsisten, sebagaimana ketentuan Perundangan yang berlaku sehingga K3 melekat kepada individu yang berperan serta di perusahaan, dan terwujudnya peningkatan produktivitas kerja,” ujar Menaker Ida Fauziyah.
Senada dengan Menaker Ida Fauziyah, Indah Preastuty menyatakan bandara membutuhkan penerapan K3 secara konsisten. Bandara merupakan ekosistem yang kompleks. Banyak pihak memiliki peranan penting, serta banyak proses bisnis membutuhkan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang sangat tinggi. ”Capaian ini tidak hanya kami syukuri, tetapi menjadi pemicu bagi Angkasa Pura I dan seluruh instansi terkait terus menerus menciptakan lingkungan kerja aman, selamat, sehat, dan nyaman bagi seluruh insan yang bekerja di dalamnya, serta bagi seluruh pengguna jasa bandara,” pungkasnya.