FORUM Keadilan Bali – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa membuka Pelatihan Statistik Sektoral bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Badung 2022, lewat aplikasi zoom meeting, di Ruang Rapat Sekda Badung, Puspem Badung, Senin (29/8).
Acara ini diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kabupaten badung bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BPS RI, dengan tema ”Pemanfaatan Statistik untuk Mendukung Pembuatan Kebijakan Pembangunan Daerah Berkualitas”.
Turut hadir lewat zoom meeting, Kepala Pusdiklat BPS RI Eni Lestariningsih, Kepala Bidang Diklat Teknis dan Fungsional, Pusdiklat BPS RI Tri Nugrahadi, para pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Pusdiklat BPS RI, Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya, Plt. Kepala BPS Kabupaten Badung Dewa Made Suambara, Kepala Balitbang Badung I Wayan Suambara, OPD di lingkunga Pemkab Badung, peserta pelatihan ASN di Pemkab Badung.
Sekda Badung Adi Arnawa mengatakan, berbicara data, betapa pentingnya pemanfaatan data, dalam merumuskan kebijakan pembangunan daerah. Mengenai persoalan data amat beragam, baik bersifat data statistik makro dari BPS maupun data sektoral bersumber dari masing-masing perangkat daerah. Data tersebut sudah harus digunakan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pembangunan daerah.
Adi Arnawa mengungkapkan Bapak Bupati bersama Wakil Bupati Badung memberikan arahan, sulit membangun data. Namun lebih sulit membangun tanpa data. Di sisi lain keberadaan data saja tidak cukup. Keberadaan data yang melimpah sekalipun tidak akan ada manfaatnya, bila tidak didukung keberadaan ASN yang memiliki kompetensi di bidang statistik. Selain mampu memanfaatkan sebagai basis pembuatan kebijakan pembangunan daerah. ”Ini semata-mata dilandasi niat dan keinginan untuk bersungguh-sungguh melakukan terobosan maupun inovasi dalam meningkatkan kompetensi, disertai indeks profesionalitas ASN di Kabupaten Badung,“ ucapnya.
Lebih lanjut Adi Arnawa mengungkapkan, materi yang akan diberikan selama pelatihan merupakan hasil pembahasan bersama antara tim BPS bersama Balitbang. Karena itu, apa menjadi bahan pelatihan telah berorientasi pada kebutuhan khususnya aspek pemanfaatan data statistik membuat kebijakan pembangunan. Dari segi materi pelatihan juga diperkaya dengan materi kompetensi Pusdiklat BPS, merupakan standar baku pada pelatihan yang dilaksanakan pada acara Pusdiklat BPS. Dia mengucapkan terimakasih kepada Kepala Pusdiklat beserta jajaranya berperan aktif memberikan pencerahan kepada rekan-rekan di Kabupaten Badung. ”Kami minta peserta mengikuti pelatihan sungguh-sungguh, dan sepenuh hati. Kesempatan langka ini sulit dicari, dan tidak akan terwujud jika tanpa adanya kepedulian dan semangat gotong royong, bersinergi bersama-sama membangun bangsa melalui peningkatan profesionalisme ASN yang berkualitas,” terangnya.
Sementara Kepala Bidang Diklat Teknis dan Fungsional, Pusdiklat BPS RI Tri Nugrahadi, mengatakan pelaksanaan pelatihan statistik merupakan kerjasama antara Pusat Diklat Badan Pusat Statistik dengan Balitbang Kabupaten Badung dilaksanakan secara hybrid yaitu menggabungkan metode daring dan luring dengan durasi pelatihan selama 34 hari. Jumlah peserta 40 orang berasal dari Pemkab Badung.
Nugrahadi menjelaskan terdapat empat tahapan agenda pelatihan yaitu, massive open online course, pembelajaran online, coaching, serta seminar dan penguatan materi. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi ASN khususnya pada bidang statistik, pengoptimalan pemanfaatan statistik guna mendukung pembangunan Kabupaten Badung.
Ditambahkan metode pelatihan memanfaatkan warung kompetensi pegawai pusat BPS dengan materi yang difokuskan dari berbagai materi yang dibutuhkan Pemkab Badung. Seperti literasi statistik, indikator makro dan mikro, analisis statistik deskriptif dan optimalisasi potensi daerah melalui statistik. Penguatan pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan, seluruh peserta akan diberi tugas untuk melakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan penyusunan rekomendasi kebijakan masing-masing menggunakan berbagai indikator yang tersedia di unit kerja. Akhir pelatihan tiap peserta akan memaparkan hasil penugasan pada penguji dalam bentuk seminar.