FORUM Keadilan Bali – Serangkaian aksi sosial di Kabupaten Bangli hari kedua, Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster menyambangi empat lokasi berlangsung Sabtu (24/6).
TP PKK Provinsi Bali bersinergi TP PKK Kabupaten Bangli didukung OPD terkait di lingkungan Pemprov Bali, Pemkab Bangli serta Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bali. Keempat lokasi di Bangli didatangi tim TP PKK Provinsi Bali bersama TP PKK Kabupaten Bangli, yaitu Balai Banjar Adat Sekardadi, Desa Sekardadi, Kintamani, Balai Banjar Kayuambua, Kecamatan Susut, Balai Desa Jehem, Kecamatan Tembuku dan Wantilan Kantor Desa Bunutin, Kecamatan Bangli.
Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster menyerahkan bantuan kepada 50 warga kurang mampu, yakni lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, kader PKK dan balita. Masing-masing menerima 20 kg beras dan satu krat telur. Khusus balita, lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas dan kader PKK mendapat tambahan susu dengan jumlah bervariasi dan jenis disesuaikan kebutuhan. Balita dan lansia memperoleh masing-masing 8 kotak susu. Sedangkan ibu hamil, penyandang disabilitas dan kader PKK mendapat bantuan dua kotak susu. Selain itu, di tiap lokasi kegiatan aksi sosial, diserahkan bantuan berupa bibit tanaman produktif dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali, bantuan bibit ayam beserta pakan dan bibit sayur mayur dan cabai dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali, paket makanan tambahan dan susu dari Dinas Kesehatan dan IBI Provinsi Bali.
Ny. Putri Koster menyampaikan terimakasih atas dukungan TP PKK Kabupaten Bangli dan OPD terkait mendukung kegiatan ini. Sesuai tema diangkat ”Menyapa dan Berbagi”, kegiatan ini untuk bertemu langsung masyarakat dan memastikan kondisi mereka dalam keadaan sehat. ”Selain menyapa, kami membawa oleh-oleh berupa kebutuhan pokok seperti beras, telur, makanan tambahan dan susu,” ucapnya.
Ny. Putri Koster menekankan pentingnya menjaga gizi generasi muda guna mencegah stunting. Sebab stunting harus dicegah sedini mungkin karena berdampak pada masa depan generasi penerus. ”Kita ingin memiliki anak-anak cerdas, berdaya saing dan berbudi pekerti,” ungkapnya.
Dijelaskan pencegahan stunting mesti dilakukan sedini mungkin, mulai dari calon ibu memasuki usia remaja. Selain memperhatikan asupan gizi, orang tua diminta memperhatikan kebiasaan remaja putri. ”Orang tua harus mengingatkan kalau putri mereka terlalu banyak bermain gadget atau begadang. Karena radiasi gadget sangat berpengaruh pada kesehatan, khususnya alat reproduksi,” jelasnya.
Aksi sosial diisi dengan sosialisasi terkait penguatan desa adat, edukasi kesehatan mata serta pelestarian lingkungan sekitar.
Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Saputra dalam sosialisasinya terkait penguatan desa adat mengajak seluruh masyarakat menjaga persatuan dan jangan sampai desa adat pecah.
Sementara itu, Direktur RS Mata Bali Mandara Provinsi Bali dr. Ni Made Yuniti memberikan edukasi tentang pentingnya merawat mata merupakan bagian dari panca indra sangat penting. Untuk menjaga mata tetap sehat, ia menyarankan masyarakat mengkonsumsi makanan sehat, rajin berolahraga.
Yuniti mengajak masyarakat rajin memeriksakan kondisi mata dan jika mengalami penglihatan kabur agar segera memeriksakan diri ke pusat kesehatan terdekat , dan jika terdeteksi katarak agar segera melakukan tindakan operasi untuk menghindari terjadinya kebutaan pada mata. Diharapkan masyarakat bijak dalam penggunaan piranti gadget karena pancaran radiasinya dapat mengganggu kesehatan mata. Menurutnya, radiasi gadget tak hanya merusak mata, tapi juga bisa mempengaruhi saraf otak.
Ketua IBI Bali Luh Putu Sekarini mensosialisasikan langkah pencegahan stunting melalui upaya pemberian perhatian kepada remaja putri. ”Remaja putri harus menjaga pola makan, bila perlu ditambah tablet tambah darah. Tahap krusial selanjutnya adalah masa kehamilan, kita sebut 1.000 hari awal kehidupan,” cetusnya.
Dia mengungkapkan asupan gizi cukup sangat dibutuhkan ketika bayi lahir. Kecukupan asupan gizi bayi bisa dipenuhi dengan pemberian ASI eksklusif.