• Transaksi di Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 8 Capai Rp2 Miliar Lebih

    FORUM Keadilan Bali – Transaksi  dalam Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 8 tahun 2022 digelar selama sebulan diikuti 76 tenant mencapai Rp2 miliar lebih.

    Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Koster die la-sela menutup Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 8 tahun 2022 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Sabtu (29/10).

    Menurut Ny. Putri Koster transaksi dari 76 tenant yang ikut dalam pameran selama sebulan mencapai Rp2 miliar lebih. Meskipun tujuan utama dari penyelenggaraan pameran sepanjang tahun bukan mencari keuntungan semata. Tetapi lebih kepada pendampingan serta  pengawasan terhadap IKM/UMKM dan mengajak mereka melaksanakan tugas pelestarian terhadap warisan leluhur .

    Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri menambahkan, kondisi dari perajin Endek saat ini cukup mengkhawatirkan di tengah gempuran kemajuan teknologi serta perilaku para pelaku UMKM yang menjual endek berlabel endek Bali. Tapi tidak ditenun dari perajin di Bali melainkan dari luar Pulau Dewata. Hal ini memberi dampak tidak hanya bagi perputaran ekonomi Bali, namun berdampak hilangnya semangat para perajin berproduksi. Bahkan banyak perajin beralih profesi menekuni bidang lain. ”Pelestarian penggunaan kain tenun endek Bali terus digemakan, salah satunya menggunakannya dan membeli kain tenun endek asli ditenun perajin kita,’’ kata Ny. Putri Koster.

    Bunda Putri menjelaskan kain tenun endek saat ini memiliki hak kekayaan komunalnya. Demikian juga dengan kerajinan lain seperti kain tenun pegringsingan dan kain songket yang sudah memiliki hak Indikasi Geografis (IG) maupun Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Meskipun demikian, masih banyak perajin maupun masyarakat belum memahami sepenuhnya hak serta kewajiban apa yang melekat jika suatu produk kerajinan sudah memiliki IG atau hak kekayaan intelektual. Seperti kain tenun pegringsingan, dengan hak kekayaan komunal yang dimiliki kain tenun pegringsingan hanya boleh ditenun di Desa Pegringsingan dan penggunaannya bukan dibuatkan tas, sepatu atau aksesoris lainnya. Demikian halnya kain songket, motif songket sudah dilindungi, namun kenyataannya motif songket banyak ditiru dan tiruannya dibuat dengan menggunakan mesin pabrik. Hal ini berdampak kepada kelestarian songket dan para perajin. Perlu dilakukan sosialisasi baik kepada perajin yang sudah memegang hak kekayaan komunal maupun IG agar memahami betul hal apa yang boleh dilakukan. Hal apa yang tidak boleh dilakukan atas produk dihasilkan. Para pasangan agar tidak menjual produk bukan buatan perajin serta masyarakat selaku konsumen agar selalu membeli dan menggunakan produk asli buatan perajin.

    Pendamping orang nomor satu di Bali ini mengajak masyarakat membangun kesadaran bersama melindungi dan melestarikan warisan leluhur. Jangan sampai sendiri menjadi penyebab punahnya warisan leluhur karena berjualan atau membeli produk kain tenun yang tidak asli ditenun perajin sendiri. Kepada pelaku UMKM, seniman multitalenta ini berharap agar menjual maupun menyerap produk asli buatan para penenun. Jangan hanya mengejar keuntungan melupakan tugas pokok bersama melakukan pelestarian warisan nenek moyang. ”Kita perluas pasar dengan menjual kain tenun asli Bali hingga ke luar Bali, bahkan ke mancanegara. Perajin akan terpacu berkreativitas sehingga perekonomian berputar dan ekonomi kita semakin kuat ke depan,’’ ucapnya.

    Sementara itu, Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan Kekayaan Intelektual DJKI Kementerian Hukum dan HAM RI Sri Lastami mengingatkan dan mendorong para perajin pentingnya mendaftarkan hak kekayaan komunal maupun hak kekayaan intelektual atas produk kerajinan yang dihasilkan. Dengan memiliki hak kekayaan intelektual, produk akan terlindungi secara hokum. Jika potensi ini dikelola dengan baik maka menjadi potensi ekonomi luar biasa.

    Penutupan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 8 tahun 2022 dirangkaikan Festival Anak Negeri diisi penampilan peragaan busana menggunakan kain tenun endek dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali dan Dinas Kebudayaan Pemprov Bali. Di samping tampilan peragaan busana dari empat desainer Bali Bangkit yaitu Taksu Bali, Lusi Damai, Body and Mind dan Dode Moneko.