FRUMKEADILANBali.com – Mendampingi Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Upacara Pangeruwakan sekaligus peletakan batu pertama pembangunan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD) Sentral Parkir Kuta untuk proyek Bali subway dilaksanakan PT. Sarana Bali Dwipa Jaya, di Sentral Parkir Kuta, Rabu (4/9).
Kegiatan ini merupakan proses awal dari pembangunan rute subway Bali pada fase pertama akan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai – Central Parkir Kuta – Seminyak – Berawa – Cemagi total jarak 16 kilometer. Selanjutnya fase kedua meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai – Jimbaran – Universitas Udayana – Nusa Dua total jarak 13,5 kilometer. Fase ketiga Central Parkir Kuta – Sesetan – Renon – Sanur. Fase keempat meliputi Renon – Sukawati – Ubud total nilai investasi pada proyek ini sebesar US$20 miliar.
Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menyampaikan upacara pangeruwakan berasal dari kata ”ruak” artinya membuka. Upacara ini bermakna membuka lahan dipergunakan sebagai bangunan penunjang aktivitas manusia. Terkandung juga makna penyelarasan dan penghormatan pada alam semesta, serta harmonisasi antara alam dan manusia. Semoga pembangunan koridor transportasi massal berbasis kereta, Subway Bali berjalan lancar dan membawa kebahagiaan bagi masyarakat. ”Saya diberitahu bahwa investor PT. BIP, dan PT. Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) telah memesan 8 Tunnel Boring Machine (TBM) atau alat pengebor terowongan, alat penggali sangat hebat. Di Jakarta hanya menggunakan 2 TBM. Sementara di sini langsung 8,’’ katanya.
Mahendra Jaya mengaku pihaknya mendapat laporan April nanti Tunnel Boring Machine (TBM) atau alat pengebor terowongan akan datang dengan diameter 7,2 meter. Bahkan lebih besar dari MRT Jakarta yang berdiameter 6,4 meter. Ini berarti PT. SBDJ dan mitra strategisnya sungguh luar biasa. ”Saya katakan, Bali harus memiliki yang terbaik, tidak boleh setengah-setengah,” ujarnya.
Sementra Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta ditemui seusai acara menyampaikan Pemerintah Kabupaten Badung berkomitmen mendukung pembangunan proyek TOD. Karena TOD merupakan sebuah pengelolaan tata kota yang masuk pada tata ruang yang mana akan berhubungan dengan transportasi.
Dia menjelaskan berpegang pada prinsip estetika, keindahan dan keasrian Pulau Dewata ini, maka modernisasi itu dilakukan di bawah tanah. ”Bentuk komitmen kami, pembangunan TOD ini bertempat di lahan milik Pemkab Badung, berkolaborasi dengan Pemprov Bali. Pemkab Badung menyediakan lahan 2 hektar dan Pemprov Bali 5 hektar. Dengan menggunakan prinsip Business To Business, kedepannya tidak akan membebani atau terkait dengan APBD Kabupaten maupun Provinsi. Proyek ini murni dilakukan untuk memberikan kenyamanan, kemudahan, mengurangi polusi dan menghemat energy,” ucapnya.
Giri Prasta menjelaskan proyek ini berorientasi bukan hanya kepada wisatawan, tetapi berorientasi kepada masyarakat. Pembangunan proyek ini akan memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat, di tengah kondisi sekarang dimana-mana terjadi kemacetan dan kesemrawutan pembangunan. Diharapkan kedepan akan menambah daya tarik wisata berkunjung ke Bali. Jika wisatawan meningkat, ini akan meningkatkan penerimaan pajak hotel dan restoran juga untuk masyarakat. ”Kami pastikan tarif subway akan terjangkau untuk masyarakat. Harapan kedepan, Bali Subway bukan hanya sekadar alat transportasi, tetapi ada kegiatan ekonomi di dalamnya,” ungkapnya.
Sementara Dirut PT. SBDJ Ari Askhara menjelaskan kolaborasi PT. Sarana Bali Dwipa Jaya bersama PT. Bumi Indah Prima merupakan hasil inisiatif strategis dan terobosan Pemprov Bali dipimpin Pj. Gubernur Bali, khususnya mengatasi stagnasi penyediaan layanan transportasi publik dan keterbatasan kemampuan anggaran daerah. Dengan memaksimalkan ruang otonomi daerah, kebutuhan kombinasi antar lembaga yang sering memakan waktu lama dapat dibuat menjadi lebih efisien dan efektif.
Guna percepatan pengembangan dan pembangunan proyek, katnya, proses investasi yang digunakan melalui pendekatan non-konvensional yang belum pernah digunakan di Indonesia dan belum banyak digunakan di pasar global. Dengan skema ini, calon konsorsium investor terlebih dulu diajak untuk bicara konsep bisnis, visi, bisnis plan, struktur proyek, kesesuaian engineering design, technical, dan lain-lain. Selanjutnya dipilih qualified konsorsium investor terbaik yang cocok dan dengan kondisi Bali saat ini. Secara bersama-sama melakukan joint study dan design outline. ”Kita setujui dan sepakati,” ujarnya.
Ari Askhara menjelaskan rencana pembangunan proyek ini telah menetapkan PT Indotech sebagai kontraktor utama bersama China Railway Construction Company atau sering dikenal oleh CRCC yang akan bekerjasama dengan kontraktor lokal Bali, PT Sinar Bali Bina Karya. Dijelaskan kedalaman tanah dalam pengerjaan konstruksi 30 meter dan pembangunan jalur bawah tanah nantinya menggunakan jalur ganda dengan ukuran standar 1.435 mm pekerjaan struktur stasiun Bali Urban Subway koridor. ”Kebutuhan peralatan mendatangkan 10 TBM akan disebar di beberapa titik sehingga penyelesaian proyek Bali Subway ini tepat waktu dan bisa menjaga momentum dan harapan masyarakat Bali untuk kemacetan parah di Bali. Sudah bukan waktunya lagi kita memendam keraguan saling menyalahkan dan tetap diam tanpa melakukan apa-apa bekerja tanpa kemelekatan bersama kita membangun Bali yang indah dan asri untuk kita wariskan kelak kepada anak cucu cicit kita,” pungkasnya. (pas)