FORUM Keadilan Bali – Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa selaku Ketua Tim Percepatan Penghapusan Ekstrem dan Penanganan Penurunan Stunting Kabupaten Badung memimpin rapat pembahasan mapping program penurunan stunting dan penyesuaian jasa kader posyandu dan kader pembangunan manusia di Ruang Nayaka Gosana I, Puspem Badung, Jumat (31/3).
Wabup Suiasa mengatakan rapat ini melakukan mapping dari data yang dimiliki dan akan diolah menjadi satu kegiatan operasional penanganan stunting. Pihaknya memutuskan dan memerintahkan jajaran Pemerintah Kabupaten Badung memakai konsep bapak angkat. ”Perangkat daerah akan ditetapkan menjadi bapak angkat, baik penghapusan kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting. Pihak swasta dari Forum TJSP dan juga dari desa. Ini yang dipolakan dituangkan dalam suatu produk hukum yaitu Peraturan Bupati sehingga semua pihak sudah jelas melakukan apa. ”Saya selaku ketua tim dalam melakukan tatanan manajemen organisasi memiliki sasaran dan tujuan yang jelas dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi,” jelasnya.
Wabup Suiasa menjelaskan minggu pertama hasil mapping yang dilakukan Bappeda, Dinas Kesehatan dan Dinas P2KBP3A sudah ada data. Minggu kedua April akan mengundang komponen yang akan dijadikan bapak angkat. Setelah itu diharapkan sudah ada action karena target di Badung untuk kemiskinan ekstrem sudah tuntas tahun 2023 kendatipun target dari Presiden kemiskinan ekstrem tuntas di tahun 2024. ”Data stunting dari rapat mapping terdapat 294 orang bayi yang ada di Badung secara bertahap akan dituntaskan menjadi 6,0%, dan sekarang masih di level angka 6,6% akan dikejar terus menurunnya sehingga Badung bisa mencapai target yang kita pasang,” jelasnya.