• Wagub Cok Ace Buka Pameran Multimedia Karya Maestro I Gusti Nyoman Lempad

    FORUM Keadilan Bali – Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) membuka pameran multimedia karya salah satu maestro seni lukis I Gusti Nyoman Lempad di Ruang Artspace Bali Collection Nusa Dua, Sabtu (15/7).

    Pameran akan berlangsung hingga 9 Agustus 2023 itu mengusung tema ”Darkness is White”. Tak hanya menampilkan karya Lempad berupa lukisan, pengunjung juga bisa menyaksikan karya berupa topeng hingga arsitektur. Sesuai tema yang diusung untuk menikmati karya dipamerkan. Pengunjung diajak mengikuti cahaya dalam gelap hingga tiba di beberapa bilik cukup terang.

    Wagub Cok Ace mengapresiasi dan menyampaikan selamat kepada panitia khususnya keluarga besar I Gusti Nyoman Lempad atas terselenggaranya pameran ini. Ia berharap, kegiatan ini tak hanya memberi inspirasi bagi seniman, tapi bermanfaat bagi masyarakat luas. ”Menyaksikan karya-karya Pak Man Lempad, kita selami makna dari goresan tangan sang maestro,” ucapnya.

    Wagub Cok Ace mengungkapkan, Lempad adalah sosok seniman istimewa memiliki kedekatan dengan Puri Ubud. Kendati lahir di Bedulu, Lempad menghabiskan sebagian besar waktunya di Puri Ubud. ”Beliau masuk ke Puri Ubud tahun 1962 dan tinggal di sana. Bahkan beliau menempati tempat khusus dinamai Bale Murda,” terangnya.

    Wagub Cok Ace mengaku mengenal sosok Lempad sebagai seniman multi talenta. Bukan semata menguasai seni lukis, Lempad juga disebutnya sebagai sangging dan undagi. Sebagai sangging, Lempad banyak menciptakan karya berupa barong dan rangda. Puluhan barong dan rangda karya Lempad hingga kini masih tersimpan dengan baik. Bahkan, ada satu badan barong dipertahankan karena permintaan Wagub Cok Ace. ”Saat barong diperbaiki, hanya topengnya dipertahankan. Bagian badannya dipralina. Tapi ada satu yang saya minta dipertahankan yaitu yang berstana di Pura Batur Sari, itu dibuat tahun 70-an,” cetusnya.

    Ia ingin menjadikan karya Lempad sebagai dokumen yang bisa dijadikan acuan yang tepat dalam pembuatan barong. ”Kalau Pak Man Lempad membuat, pasti perhitungannya sudah tepat dan harus kita jaga,” tandasnya.

    Selain menguasai bidang sangging, Lempad kata Wagub Cok Ace, dikenal memiliki keahlian di bidang perundagian. Bangunan Puri Ubud sepenuhnya karya arsitektur beliau dan masih ada bagian yang dipertahankan hingga saat ini. ”Satu hal yang saya kagumi adalah keberanian beliau dalam mengembangkan konsep dalam pembuatan paduraksa. Yang umum beratap satu, tapi beliau berani membuat bertumpang. Itu butuh keahlian,” paparnya

    Wagub Cok Ace mengku paling membekas dalam ingatannya adalah kemampuan dan penguasaan Lempad dalam seni lukis. Saat remaja, ia sering menyaksikan Lempad ketika melukis. ”Saya biasanya mendampingi beliau dan membantu mengamplas. Tema lukisan beliau banyak mengangkat tema wayang, cerita Ramayana dan Mahabarata,” tuturnya.

    Salah satu ia kagumi dari sosok sang maestro adalah beliau tak pernah mengatakan kata ”selesai’’ untuk karya yang digarap. ”Ketika saya tanya, Pak Man Lempad selalu menjawab bahwa karya beliau belum selesai. Selalu dikatakan karyanya akan selesai kalau beliau telah tiada. Bagi beliau, melukis ibarat yadnya yang tak akan berhenti sebelum manusia mati,” urainya.

    Menurutnya, prinsip itu tertuang dalam lukisan Lempad berupa ketajaman garis yang tak terputus. Hal ini dapat diartikan sebagai filsafat yadnya tak pernah terputus. ”Itu pelajaran berharga di balik karya beliau,” tambahnya sembari mengajak generasi muda meneladani sosok Sang Maestro.

    Pembukaan pameran Multimedia Karya Maestro I Gusti Nyoman Lempad ditandai pemukulan gong oleh Wagub Cok Ace. Pembukaan pameran dihadiri Panglingsir Puri Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati yang juga selaku pemilik Museum Ratna Wartha Ubud. Selain itu, hadir keluarga besar I Gusti Nyoman Lempad dan para kolektor lukisan dari dalam dan luar negeri.