FORUM Keadilan Bali – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menghadiri Karya Atmawedana Pratisentana Shri Nararya Kresna Kepakisan, di Pesraman Santi Yadnya, Br. Tegal Asih, Desa Batu Agung, Jembrana, Sabtu (1/7).
Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pratisentana Shri Nararya Kresna Kepakisan telah menggelar upacara yadnya tersebut dengan tulus ikhlas untuk masyarakat Jembrana. Walaupun dana ada tapi niat yang tulus tidak ada maka upacara yadnya pasti tidak akan bisa dilaksanakan. Karena itu, setiap melakukan yadnya harus berdasarkan rasa tulus dan ikhlas.
Lebih lanjut Wagub Cok Ace menyampaikan dalam filsafat ajaran agama Hindu di Bali, khususnya tidak pernah lepas dengan upacara yadnya. Upacara wajib dilaksanakan umat sedharma adalah Panca Yadnya. Pelaksanaan Panca Yadnya tidak dipisahkan dengan kehidupan umat Hindu sudah mempunyai utang atau Rna yang populer pada ajaran agama Hindu disebut Tri Rna merupakan tiga utang sudah melekat pada kehidupan umat sedharma. Pertama, Dewa Rna yaitu berutang pada para Dewa. Kedua, Rsi RNA atau utang pada para Rsi, sulinggih/guru suci. Ketiga, Pitra Rna atau utang kepada para leluhur/orang tua.
Dia menjelaskan utang ini harus dibayar agar bisa mencapai tujuan hidup sebagai umat manusia sehingga dapat mencapai Moksartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma berarti dapat mencapai kebahagian atau moksa. ”Dalam pengertian bebasnya dapat mencapai kebahagian lahir dan batin, baik di atas dunia, maupun di akhirat berdasarkan ajaran kebenaran (dharma),” pungkas Wagub Cok Ace.
Sementara itu, Ketua Panitia acara yang juga Ketua Pasemetonan Pratisentana Shri Nararya Kresna Kepakisan Gusti Ngurah Sumber Wijaya, menyampaikan Karya Atma Wedana merupakan program dari pasemetonan. Semua biaya ditanggung panitia dan jumlah sawa 204 sawa berasal dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Mendoyo, Negara dan Jembrana.