• Wagub Cok Ace Terima Delegasi Provinsi Bataan Filipina

    FORUM Keadilan Bali – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menerima kunjungan Delegasi Provinsi Bataan Filipina, terkait pertukaran informasi pembangunan pariwisata Provinsi Bali ingin diadopsi Provinsi Bataan, di ruang Rapat Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Sabtu (3/12).

    Pimpinan rombongan Delegasi Bataan Maria Angela S.Garcia menyampaikan semula Provinsi Bataan hanya terdiri dari dua Distrik, namun sejak populasi kian meningkat dikembangkan menjadi tiga distrik. Bataan memiliki pemandangan alam indah seperti Bali.  Ia ingin belajar dari Bali mengembangkan industri pariwisata dengan baik, karena Bali sangat terkenal di mancanegara. Karena itu, pihaknya ingin mengadopsi cara pembangunan pariwisata di Bali. Baik dari segi pendekatan kepada masyarakat, investor serta pengelolaan lainnya.

    Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace mengapresiasi dan berterimakasih jika ada Provinsi ingin belajar dari Bali. Menurutnya, belajar dari pandemi, Bali tidak bisa terlalu mengandalkan pariwisata sebagai roda utama penggerak ekonomi. Dilihat dari sebelum pandemi, PDRB Bali 54% berasal dari sektor pariwisata. Begitu terjadi pandemi Covid-19, ekonomi Bali sangat terpuruk. Periode Bali Era Baru ini Pemprov Bali melakukan beberapa manuver penggerak ekonomi Bali. Salah satu penguatan potensi sumber daya lokal alam, krama, dan kebudayaan Bali diwariskan merupakan potensi dan kekuatan besar membangun perekonomian Bali berbasis sumber daya lokal melalui sektor pertanian, kelautan dan perikanan, serta industri kerajinan rakyat berbasis budaya didukung pariwisata. ”Perkembangan pariwisata mendorong krama Bali semakin meninggalkan potensi sumber daya local,’’ kata Wagub Cok Ace.

    Dia mengungkapkan perjalanan panjang pariwisata Bali dengan berbagai kejadian gangguan keamanan, bencana alam, bencana bukan alam, serta pandemi Covid-19 memberikan pembelajaran betapa rentannya gejolak perekonomian Bali hanya bertumpu pada satu dominasi sektor pariwisata. Perlu dilakukan pengembangan sektor unggulan, seperti sektor pertanian dalam arti luas termasuk peternakan dan perkebunan, sektor kelautan dan perikanan, industri, IKM, UMKM, dan koperasi, sektor ekonomi Kreatif dan digital, pariwisata serta pengembangan infrastruktur pendukung. Semua ini dituangkan dalam Ekonomi Kerthi Bali.

    Wagub Cok Ace melihat hal yang perlu diperhatikan dari Bali adalah keseimbangan antar wilayah. Selama ini ketimpangan antar wilayah sangat tinggi. Contohnya, pariwisata hanya dominan di wilayah selatan. Wagub Cok Ace juga menuangkan konsep Padma Bhuwana dalam strategi membangun Bali, dimana prioritas pembangunan di setiap wilayah kabupaten/kota harus didasari karakteristik geografis, demografis, serta potensi sumber daya dominan. Optimalisasi seluruh potensi tersebut harus didasari karakteristik dan fungsi setiap Dewata Nawasanga yang menaungi wilayah tersebut, sehingga terbangun taksu yang meniscayakan semua potensi berkembang maksimal.

    Wagub Cok Ace menjelaskan, Taksu kekuatan intrinsik yang tidak tampak (niskala), tetapi menentukan keberhasilan segala yang tampak (sakala). Taksu memastikan setiap potensi dapat berkembang optimal, jika dan hanya jika, ia dikembangkan dalam ruang yang tepat. Seluruh program pembangunan Bali harus dimulai dengan menggali taksu setiap wilayah, dan Padma Bhuwana menyediakan konsepsi untuk itu. Membangun wilayah Timur, Selatan, Barat, Utara, dan Tengah, harus disesuaikan dengan taksu menurut spirit kedewataan yang menguasainya.

    Sejalan dengan visi pembangunan Bali ”Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, konsepsi Padma Bhuwana relevan dijadikan kerangka pendekatan pemetaan kewilayahan baik secara sakala maupun niskala. Secara sakala prioritas pembangunan di setiap wilayah kabupaten/kota harus didasari karakteristik geografis, demografis, serta potensi sumber daya dominan. Optimalisasi seluruh potensi tersebut haruslah didasari karakteristik dan fungsi setiap Dewata Nawasanga yang menaungi wilayah tersebut. Sehingga terbangun taksu yang meniscayakan semua potensi berkembang maksimal.

    Berdasarkan pemetaan inilah, pembangunan dan pemberdayaan potensi harus menyasar seluruh elemen Sad Kerthi, yakni jiwa masyarakatnya (Atma Kertih), kualitas SDM-nya (Jana Kertih), tata ruang wilayahnya (Jagat Kertih), dan seluruh elemen alam serta lingkungan biotik yang berada di dalamnya (Samudera, Wana, dan Danu Kertih). Konsepsi Padma Bhuwana menyediakan landasan teoritis maupun praksis untuk mewujudkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

    8.       Selain itu, saat ini Pemerintah Provinsi Bali melalui Gubernur Bali menerbitkan beberapa peraturan daerah untuk mengatur beberapa hal yang ada kaitannya dalam menjaga Bali. Salah satunya peraturan terkait penggunaan plastik sekali pakai, dimana di Bali saat ini khususnya di tempat perbelanjaan, objek wisata dan tempat lainnya tidak boleh menggunakan plastik sekali pakai. Hal ini untuk mengurangi sampah plastik di Bali. Selain itu juga dikeluarkan aturan terkait penggunaan produk lokal untuk industri pariwisata, dimana hotel dan restoran yang ada di Bali harus menggunakan produk lokal petani Bali dalam menghidangkan makanan. Hal ini digunakan untuk menjaga para petani Bali agar tetap bisa menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Sehingga pembangunan Bali dapat berkelanjutan dan berdampak langsung kepada masyarakat.

    Dalam kesempatan tersebut delegasi berjumlah 9 orang tersebut sangat antusias melakukan dialog dengan Wagub Cok Ace didampingi PHRI Bali.