• Wali Kota Jaya Negara: Bekal Terjun ke Masyarakat, Wawali Arya Wibawa Pimpin Praktik Ngelawar

    FORUM Keadilan Bali – Calon pengantin Hindu di Kota Denpasar digembleng praktik ketrampilan ngayah banjar serangkaian penutupan workshop Pra perkawinan Hindu menuju keluarga sukhinah digelar Yayasan Sarwa Sukhinah Bhawantu bersama Kementrian Agama dan WHDI Kota Denpasar di Wantilan Pura Agung Lokanatha Denpasar, Minggu (25/6).

    Pelaksanaan hari ketiga sekaligus hari terkahir dihadiri Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua TP PKK Kota Denpasar sekaligus Ketua WHDI Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara menutup kegiatan tersebut dengan pelepasan tanda pengenal.

    Seluruh peserta pria langsung praktik ngulat kelangsah, ngilit sate, ngebet sate, dan ngelawar. Sementara peserta wanita praktik ngulat tipat, membuat canang sari dan membuat sodaan. Seluruh rangkaian pelaksanaan praktik diakhiri dengan persembahyangan bersama dilanjutkan magibung bersama sebagai salah satu tradisi Bali. Tak hanya itu, Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa turut hadir memimpin praktik ngelawar dan ngadonin lawar.

    Wali Kota Denpasar Jaya Negara mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh peserta sehingga kegiatan ini dapat berjalan. Pelaksanaan kegiatan ini memiliki banyak manfaat. Terlebih Kota Denpasar yang dikenal sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju.

    Workshop praperkawinan Hindu ini merupakan kegiatan penting untuk mempersiapkan calon pengantin Hindu. Hal ini Bali identik dengan tradisi dan budayannya harus terus dilestarikan, terlebih budaya gotong royong, menyama braya dan ngayah banjar yang masih dijumpai saat ini. ”Kami apresiasi semua peserta, kegiatan ini sangat positif mempersiapkan calon pengantin yang mapan secara mental dan emosional, sehingga kedepan tetap kukuh menjaga tradisi dan benar-benar siap menjalani bahtera rumah tangga,” ujarnya.

    Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan mebat atau ngelawar merupakan salah satu tradisi masih ajeg di Bali. Ngelawar identik dijumpai saat penampahan Galungan dan ngayah banjar. Melalui praktik ngelawar ini diharapkan mampu menjadi bekal bagi calon pengantin kelak saat bersosialisasi di masyarakat. ”Saya nilai sangat bagus, laki-laki Bali hendaknya bisa ngelawar. Tidak hanya itu, bidang lainya seperti ngulat kelangsah, ngilit sate, ngebek sate dan lainya juga penting dipelajari sebagai jati diri orang Bali,” ucapnya.

    Ketua WHDI Kota Denpasar Sagung Antari Jaya Negara mengatakan kegiatan ini merupakan hal positif perlu diapresiasi. “Persiapan pernikahan meliputi banyak aspek, diantaranya persiapan mental, sosial, finansial, dan sebagainya,” ujar Antari yang juga istri Wali Kota Denpasar itu.

    Menurut dia kegitan ini bermanfaat bagi calon pengantin mendapatkan gambaran tentang perkawinan.

    Ketua Yayasan Sarwa Sukhinah Bhawantu Ida Ayu Alit Maharatni menjelaskan, workshop praperkawinan Hindu angkatan III kembali diadakan di Kota Denpasar. Workshop ini diselenggarakan in house training mulai 23-24 Juni di Bron Urban Cafe. Kegiatan diikuti 9 pasang calon pengantin Hindu dari empat kecamatan se-Kota Denpasar diberikan beragam materi.  Materi psikologi perkawinan dan keluarga, kesiapan financial, pemeriksaan kesehatan oleh Puskesmas II Denbar, perkawinan dalam tinjauan hukum serta perkawinan sebagai pondasi keluarga dari sudut pandang agama.

    Maharatni menyebutkan kegiatan workshop praperkawinan Hindu merupakan kelanjutan dari sosialosasi tanggal 28 Mei 2023 akan dilanjutankan dengan menyempurnakan modul untuk calon fasilitator yang akan bergerak bersama mengawal calon pengantin Hindu. “Kedepan kami mengandeng desa adat, dinas terkait serta organisasi profesi. Diharapkan dapat terus mendukung serta melahirkan generasi muda yang sukhinah bhawantu, keluarga bahagia dan sejahtera serta terlahir anak  yang suputra, sehat mental dan fisik sehingga meninimalisir gangguan kesehatan seperti stunting,” paparnya.