• Wali Kota Jaya Negara Buka Sosialisasi  Implementasi Wolbachia

    FORUM Keadilan Bali – Pemkot Denpasar bersama seluruh stakeholder berupaya menurunkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Bersama World Mosquito Program (WMP), Monash University, dan Konsulat Jendral Asutralia akan mengembangkan Inovasi Teknologi Wolbachia.

    Hal tersebut terungkap saat sosialisasi rencana implementasi inovasi Wolbachia dibuka Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara di Graha Sewakadarma, Kota Denpasar, Rabu (1/2).

    Turut hadir Anggota Komisi IX DPR RI Ketut Kariasa Adnyana; Konjen Australia Anthea Griffin; Kajari Denpasar Rudy Hartono; Forkopimda Kota Denpasar; Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana serta seluruh undangan merupakan Kepala Puskesmas, Bendesa Adat dan Perbekel/Lurah se-Kota Denpasar.

    Wali Kota Jaya Negara mengatakan, setiap tahun Pemerintah Kota Denpasar mengeluarkan dana cukup besar menanggulangi DBD. Hal ini dilaksanakan dengan pembinaan kader jumantik di masing-masing banjar, pelaksanaan fogging fokus dan larvasidasi. Fogging fokus di Kota Denpasar dilakukan dengan baik. Setiap ada kasus DBD telah memenuhi syarat dari hasil penyelidikan epidemiologi (PE).

    Lebih lanjut Jaya Negera mengemukakan upaya strategis telah terbukti efisien dan efektif pemberantasan penyakit DBD melalui pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti di tempat perkembangbiakannya. Hal ini dilaksanakan dengan pengaktifan jumantik mandiri ”satu rumah satu jumantik” dan PSN3M (Menguras, Menutup dan Mendaur Ulang atau Menyingkirkan) seluruh komponen masyarakat terus menerus dan berkesinambungan.

    Jaya Negara mengakui segala upaya tersebut belum serta merta mampu menurunkan kasus DBD signifikan di Kota Denpasar. Sehingga dibutuhkan suatu metode inovatif dalam penanggulangan kasus DBD di Kota Denpasar.  ”Ada teknologi inovasi Wolbachia sudah dilakukan dibeberapa negara, dan salah satunya di Klaten, Yogyakarta terbukti dapat menurunkan kasus DBD sampai 77%. Kegiatan ini sangat mungkin diterapkan di Kota Denpasar sehingga secara progresif akan menurunkan kasus DBD di Kota Denpasar,” ujarnya

    Anggota Komisi IX DPR RI Ketut Kariasa Adnyana menjelaskan, Provinsi Bali merupakan salah satu daerah bertumpu pada pariwisata. Kondisi ini sangat rentan dengan isu keamanan dan kesehatan. Karena kesehatan merupakan hal penting harus diperhatikan. Ke depan tantangan akan semakin berat, kesehatan akan menjadi sesuatu sangat disorot. ”Ini menjadi salah satu parameter penentu kunjungan wisatawan. Saat ini kita gelar sosialisasi awal, dan terus kita gelar sepenuhnya menyasar semua kecamatan hingga desa/lurah untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat, dan memberikan dampak signifikan dalam mengatasi penyebaran DBD,” ujarnya.

    Perwakilan WMP, Claudia Surjadjaja menjelaskan, inovasi Wolbachia merupakan salah satu bakteri alami yang hidup atau terdapat hampir 60 persen jenis serangga yang ada sekitar. Seperti kupu-kupu, lalat buah, capung, kumbang dan sebagian nyamuk yang menggigit manusia. Wolbachia ini merupakan bakteri yang aman bagi manusia dan lingkungan. ”Melalui bakteri Wolbachia yang diambil dari serangga dan dimasukkan ke dalam nyamuk Aedes Aegypti akan menghambat virus dengeu penyebab DBD. Ini merupakan aman untuk manusia,” jelasnya. Dikatakannya, nyamuk yang telah mengandung Wolbachia akan disebar selanjutnya berkembang biak secara alami. Diharapkan seluruh nyamuk telah memiliki kandungan Wolbachia yang mampu menghambat virus dengeu penyebab DBD. ”Kami mohon dukungan masyarakat, selain PSN dan 3M plus telah berjalan. Kami meminta peran serta aktif masyarakat mensukseskan inovasi Wolbachia. Tanpa masyarakat program ini tidak akan berhasil. Diharapkan dapat menjadi percontohan menuju Bali bebas DBD,” terangnya.