• Walikota Jaya Negara Nyanggingin Serangkaian Matatah Massal di Desa Dauh Puri Kaja,  

    FORUM Keadilan Bali – Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara nyanggingin serangkaian upacara mapandes (potong gigi) massal digelar pertama kalinya Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, di Wantilan Pura Agung Lokanatha Lumintang bertepatan Sukra Umanis Merakih, Jumat (22/9).

    Sejak pagi ratusan warga sudah memadati areal balai payadnyan mengikuti prosesi upacara potong gigi massal. Dari prosesi upacara mapandes massal ini melibatkan penyandang disabilitas sebagai peserta. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi 1 DPRD Kota Denpasar I Ketut Suteja Kumara, Camat Denpasar Utara I Wayan Yusswara, serta undangan dan tokoh masyarakat desa setempat.

    Walikota Jaya Negara mengatakan, upacara potong gigi (mapandes) merupakan salah satu ritual manusa yadnya wajib dilakukan. Dalam agama Hindu mapandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. ”Ritual ini bertujuan mengendalikan 6 sifat buruk manusia menurut agama Hindu dikenal dengan istilah sad ripu (enam musuh dalam diri manusia),” ujarnya.

    Jaya Negara mengungkapkan, selain kewajiban dilaksanakan dalam kehidupan, potong gigi merupakan upacara menetralisir sifat buruk dalam diri manusia disebut dengan Sad Ripu meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).

    Sementara Perbekel Desa Dauh Puri Kaja, I Gusti Ketut Sucipta mengatakan, upacara potong gigi massal pertama kali diadakan Desa Dauh Puri Kaja. Matatah massal diikuti 43 orang dengan lima sangging diikuti warga wed (asli) desa setempat akan terus diadakan rutin setiap 2 tahun sekali.

    Sucita menerangkan, kegiatan ini merupakan sebuah program baru dari Desa Dauh Puri Kaja. Program ini untuk membantu dan meringankan beban masyatakat kurang mampu sehingga dapat menekan pengeluaran masyarakat melaksanakan yadnya karena semua gratis.