Nasional

Walikota Jaya Negara Resmikan Monumen Perjuangan Puputan Badung, Harap Jadi Pusat Edukasi Sejarah dan Kebudayaan Masyarakat
Diterbitkan: 14 November 2025, 16:49

DENPASAR, FORUMKEADILANBali.com –  Revitalisasi Monumen Perjuangan Puputan Badung akhirnya rampung. Proses pemugaran patung, pembaruan pedestal, penataan kolam, hingga penghijauan taman kini tampil lebih tertata dan megah. Pada Jumat (14/11/2025), prosesi melaspas dan macaru digelar sejak pagi bentuk penyucian ruang sakral sebelum Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara meresmikan monumen ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan rangkaian bunga.

Peresmian bertepatan hari Sugihan Bali, hari suci dimaknai sebagai momen penyucian diri dan keharmonisan dengan alam semesta. Tampak hadir Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, unsur Forkopimda, serta para Panglingsir Puri Denpasar, Pura Pemecutan, Puri Kesiman, dan Jro Kuta.

Monumen berdiri di jantung Kota Denpasar ini merupakan hasil perjalanan panjang pembangunan yang menggabungkan unsur sejarah, budaya, dan nilai-nilai heroisme rakyat Bali dalam Perang Puputan Badung 1906. Kini, monumen ini tidak hanya menjadi penanda peristiwa bersejarah, tetapi juga ruang edukasi publik dan destinasi budaya yang merekam jejak perjuangan leluhur.

Di sela-sela peresmian, Walikota Jaya Negara menyampaikan apresiasi atas sinergi berbagai pihak yang turut mewujudkan revitalisasi monumen tersebut. ”Monumen ini bukan hanya simbol kejayaan masa lalu, tetapi pusat pembelajaran sejarah dan kebudayaan bagi generasi kini dan mendatang,” ujarnya.

Jaya Negara menambahkan pemilihan Hari Sugihan Bali sebagai momentum peresmian memiliki makna mendalam. Karena Sugihan Bali adalah hari untuk menyucikan diri dan alam. ”Kami berharap nilai kesucian ini menjadi landasan masyarakat dalam memaknai perjuangan para pahlawan, bahwa keberanian, ketulusan, dan pengorbanan mereka adalah cahaya yang menuntun perjalanan kita sebagai bangsa,” katanya.

Jaya Negara berharap kehadiran monumen ini menjadi ruang interaksi budaya, pusat refleksi sejarah, sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga identitas dan semangat perjuangan Bali. ”Monumen ini kami dedikasikan untuk masyarakat. Semoga menjadi inspirasi, memperkuat rasa bangga, serta memupuk semangat persatuan dan gotong royong,” imbuh Jaya Negara.

Baca Juga :  20 Seka Baleganjur Ngarap Unjuk Kebolehan di Panggung Kasanga Festival

Sementara itu, Konseptor Penataan Monumen, Marmar Herayukti menjelaskan monumen dirancang ramah bagi penyandang disabilitas. Fasilitas berupa ram untuk kursi roda serta guiding block bagi penyandang tuna netra telah diuji. ”Ram menuju area monumen sudah dapat diakses mandiri oleh penyandang disabilitas. Guiding block juga telah diperbaiki agar memberi isyarat ketika ada hambatan di depan atau samping,” ungkapnya.

Meskipun area monumen dikelilingi kolam, Herayukti memastikan penyandang tuna netra tetap dapat bergerak aman. Suara gemericik air bahkan menjadi penanda alami keberadaan kolam. Pihaknya menyiapkan tambahan tanaman sebagai pembatas area.

Pada bagian pedestal, monumen dihiasi relief berbahan kuningan yang menggambarkan kisah perjuangan rakyat Badung. Tiga patung utama yang menjadi ikon monumen telah terpasang sejak akhir Agustus lalu, kini menghadap ke utara atau arah rumah jabatan Gubernur Bali, berbeda dari sebelumnya yang menghadap ke selatan. “Dengan revitalisasi ini, Monumen Perjuangan Puputan Badung diharapkan menjadi ruang publik yang tidak hanya memperindah kota. Tetapi menanamkan nilai-nilai sejarah dan heroisme bagi seluruh masyarakat,” ujarnya. (pas)

Shares: