• Wawali Arya Wibawa Apresiasi Film ”Tatu” Garapan Puja Astawa

    FORUM Keadilan Bali – Wakil Wali Kota I Kadek Agus Arya Wibawa berkesempatan mengpresiasi penayangan Film ”Tatu” disutradarai Puja Astawa di Ruang Audio Visual (Mini Theatre) Dharma Negara Alaya (DNA) Denpasar, Sabtu (3/9).

    Film diperankan insan kreatif Bali ini disaksikan Wakil Gubernur Bali  Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho.

    ”Kami mengapresiasi karya Film ”Tatu” disutradarai Puja Astawa, dengan karya film apik menampilkan keaslian kehidupan masyarakat Bali,” ujar Arya Wibawa.

    Lebih lanjut Arya Wibawa menyampaikan karya film melibatkan insan kreatif Bali mampu menunjukan keindahan alam Bali, ramah tamah masyarakatnya serta sisi sosial dari masyarakat Bali. Film ini memberikan pembelajaran bagi semua bagaimana mengambil keputusan jangan cepat menyimpulkan. Namun harus mampu melihat dari berbagai sudut pandang. ”Selamat dan sukses atas penayangan Film ”Tatu” di ruang Audio Visual DNA Denpasar, gedung yang memiliki ruang kreativitas dapat dimanfaatkan anak muda maupun komunitas untuk menuangkan ide tanpa batas,” ucap Agus Arya Wibawa.

    Sementara Puja Astawa mengungkapkan Film ”Tatu” dengan gendre film drama keluarga menghadirkan  nuansa Bali. ”Kami mencoba menuangkan ide dalam sebuah garapan  film orang Bali dan dibuat di Bali,” kata Puja Astawa.

    Puja Astawa mengaku mencoba berusaha maksimal menghadirkan budaya Bali, serta pembuatan film benar-benar alami. Salah satunya tempat syuting sedikitpun tidak ada diseting. Ingin menunjukan kepada masyarakat luas situasi kondisi kehidupan masyarakat Bali. ”Mari mendukung produk lokal, karya lokal, anak lokal untuk perkembangan film lokal di Bali,” paparnya.

    Lebih lanjut Puta Astawa menjelaskan penggalan cerita Film ”Tatu” yakni sosok perempuan bernama I Luh  merupakan anak tunggal dari seorang ayah tanpa istri. I Luh menjalin kasih dengan Kadek seorang pria yang juga seorang dukun sakti merupakan salah satu keluarga dari musuh bebuyutan ayahnya. I Luh tidak pernah bermaksud mengecewakan ayahnya, namun ia tengah berjuang melawan penyakitnya sendiri tanpa diketahui ayahnya. ”Pesan dari film ini bahwa hitam tak selalu pahit, putihpun belum tentu manis. Jangan terlalu cepat menyimpulkan segala sesuatu yang belum tentu benar. Karena yang baik belum tentu benar, begitu juga sebaliknya,” tandasnya.