FORUMKEADILANBali.com – Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster menghadiri tantangan diskusi terkait berbagai isu tentang permasalahan dihadapi Bali digelar Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali Dewata Dwipa, Minggu (10/11/2024).
Koster yang juga Gubernur Bali periode 2028-2023 mendatangi lokasi diskusi dengan pakaian kasual dilaksanakan di depan Monumen Bajra Sandi, Lapangan Puputan Margarana Renon, Denpasar.
Tampak puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Bali telah menunggu kehadiran Wayan Koster. Tanpa canggung Wayan Koster yang juga mantan aktivis mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) itu berbaur duduk lesehan dengan puluhan mahasiswa.
Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini menjawab secara lugas berbagai pertanyaan kritis dilontarkan dari para mahasiswa. Mulai dari isu permasalahan soal sampah, kemacetan, alih fungsi lahan, meningkatnya angka kasus kriminalitas, tingginya angka kasus bunuh diri dan pelibatan mahasiswa dalam pembangunan Bali.
Terkait permasalahan sampah, Wayan Koster menjelaskan saat menjabat Gubernur Bali telah mengeluarkan berbagai peraturan mengatasi permasalahan sampah di Bali. Misalnya, Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, dilanjutkan dengan Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang pembatasan tumbuhan sampah plastik sekali pakai. ”Permasalahan sampah harus diselesaikan dari sumbernya. Jangan buang sampah tapi orang lain yang disuruh menyelesaikannya. Nanti kalau saya terpilih sebagai gubernur akan kembali memperkuat permasalahan sampah berbasis sumber,” tegasnya.
Wayan Koster juga menjabarkan berbagai skema telah dipersiapkan dalam mengatasi persoalan sampah sesuai karakteristik tiap kabupaten/kota berbeda-beda. Misalnya, Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali dengan kepadatan penduduknya dan daerah industri bisnis memiliki persoalan sampah berbeda dengan kabupaten lain di Bali.
Koster mengaku saat menjabat gubernur telah melaksanakan skema TPST atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu telah dibangun di Kertalangu dan Padangsambian. Skema ini sekaligus mengatasi permasalah penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung beresiko menyebabkan bencana bagi masyarakat sekitar, seperti insiden kebakaran beberapa kali terjadi. ’’TPST Kertalangu dan Padangsambian tidak berjalan optimal karena operatornya tidak mampu. Nanti segera diselesaikan,’’ ujarnya.
Koster mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan pembanguan TPST 3R (Reduce, Reuse, Recycle) berbasis kawasan dengan pelibatan pemerintah dan partisipasi masyarakat. Hal ini telah dilaksanakan sejumlah desa di Badung. ”Setelah nanti saya terpilih, dalam lima tahun permasalahan sampah akan kami tuntaskan,” tandanya.
Terkait permasalahan kemacetan terpusat di wilayah Bali Selatan terutama Kota Denpasar dan Badung Selatan, Koster telah merancang sejumlah pembangunan underpass dan pembuatan jalan pada lokasi rawan kemacetan. Seperti underpass Jalan Ahmad Yani Lumintang (Denpasar), underpass Tohpati, underpass Jimbaran, jalan baru dari Jalan Mahendradatta-Sunset Road dan Jalan tembus Jalan Gatot Subroto menuju Canggu.
Koster berharap rancangan pembangunan itu akan menjadi solusi mengurai kemacetan di wilayah Bali Selatan. ”Astungkara, setelah terpilih menjadi gubernur akan langsung dikerjakan,” paparnya.
Permasalahan alih fungsi lahan, Koster menekankan bukan hanya terkait alih fungsi lahan, namun kepemilikan lahan dengan kedok atas nama warga lokal dikuasai warga asing (nominee). Untuk itu, pihaknya merancang peraturan daerah terkait praktek nominee sebagai regulasi upaya pencegahan. “Praktik seperti ini harus dihentikan, dan tidak boleh terjadi lagi. Nanti bisa menyusut lahan milik warga lokal Bali,’’ tegasnya.
Koordinator Aliansi BEM se-Bali Dewata Dwipa Mohammad Kenan Athala Ramadhan berharap pemimpin Bali ke depan dapat memberikan solusi. Ia meminta Gubernur Bali periode 2025-2030 agar melibatkan dan dapat dikritisi berbagai program serta kebijakan dikritisi mahasiswa.
Menanggapi itu, Koster menegaskan komitmennya melibatkan kalangan intelektual muda tersebut. Bahkan selama menjabat gubernur, pihaknya sangat terbuka menjalin komunikasi dengan mahasiswa. “”Saya dulu saat masih kuliah juga aktivis mahasiswa di senat (Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi/SMPT yang kini dikenal dengan sebutan BEM) ITB, sama seperti adik-adik (mahasiswa). Saya kalau terpilih kembali tentu akan bersedia sharing dan berkomunikasi dengan adik-adik mahasiswa, apalagi untuk membangun Bali ke depan,’’ ungkapnya.
Koster menerima tantangan diskusi Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali Dewata Dwipa, Minggu (10/11) di Monumen Bajra Sandhi Renon, setelah tim Koster-Giri melihat tantangan itu di akun Instagram resmi Aliansi_BEM_Bali. Koster menjawab dengan lugas, terstruktur, penuh data dan fakta atas semua aspirasi BEM se Bali. Akun resmi BEM juga memposting kehadiran Koster duduk lesehan ditengah mereka. Akun ini juga mengundang paslon Cagub dan Cawagub lain selain Koster-Giri. Salah satu calon Gubernur Bali (Koster,red) berani datang di tantangan Aliansi BEM se-Bali Dewata Dwipa. ”Kami tunggu calon lainnya datang dan berdiskusi langsung di depan monumen Bajra Sandhi Renon,” tulis akun Aliansi BEM Bali. (FKB)