FORUMKEadilanbali.com – Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara menggelar pelatihan banten Otonan Tumpeng Pitu menyasar ibu-ibu Banjar Ketapian Kelod, Denpasar Timur, Sabtu (15/6).
Ny. Antari Jaya Negara menjelaskan pelatihan banten otonan memberikan pemahaman makna banten sesuai sastra atau filsafat Agama Hindu. Pelatihan ini akan berlangsung bergiliran di seluruh banjar yang ada di Kota Denpasar.
Menurut NY. Antari Jaya Negara peserta diajarkan cara membuat banten otonan Tumpeng Pitu. Mengingat banten tersebut merupakan piranti upakara dasar sering dijumpai di masyarakat Hindu Bali. ”Kami berharap keahlian ibu-ibu dapat disesuaikan dengan sastra atau filsafat Agama Hindu,’’ harapnya.
Dia menjelaskan pelatihan ini penting karena belum semua memahami makna banten. Diharapkan pelatihan dapat memberikan penjelasan yang benar, sehingga nantinya masyarakat bisa mengajarkan arti dan makna banten kepada generasi berikutnya. ”Dengan kemasan menarik dan asik, anak-anak terutama generasi muda diharapkan akan suka membuat banten, terutama banten otonan digunakan dalam lingkungan rumah tangga,” jelasnya.
Salah satu narasumber Ni Wayan Sukerti, menyampaikan pelatihan mencakup pembinaan mulai dari cara matuasan, merangkai janur, hingga matanding sesuai dengan sastra Agama Hindu. Ia menekankan pentingnya membuat banten ayaban tumpeng lima sampai sebelas dengan memperhatikan detail tertentu seperti matur ring Ratu Sanghyang Tapeni agar tidak ada yang terlupa.
Dikatakannya, sarana digunakan termasuk banten kecil seperti tetukon berisi ituk-ituk isi tapak dara beras satu genggam, uang bolong 5, eteh-eteh daksina kecuali telur dan kelapa dan segehan kepel putih kuning canang serta arak dan berem.
Lurah Sumerta I Wayan Eka Apriana mengucapkan terima kasih kepada WHDI Kota Denpasar atas pelatihan ini. Ia menyatakan pelatihan sangat bermanfaat bagi masyarakat karena bisa membuat banten sekaligus memahami maknanya sesuai dengan sastra. “Semoga dari pelatihan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat, khususnya warga Banjar Ketapian Kelod,” harapnya. (pas)