FORUM Keadilan Bali – Yayasan Puri Kauhan Ubud bekerja sama dengan Minikino (Organisasi Festival Film Pendek) mengadakan kompetisi film pendek mengambil inspirasi dari cerita rakyat Bali dengan tema ”Pemuliaan Air dan Pelestarian Alam-Lingkungan di Bali.
Kompetisi serangkaian acara Sastra Saraswati Sewana tersebut akan memberikan apresiasi berupa dana produksi masing-masing Rp25 juta bagi 5 ide film pendek terbaik. Tujuan kompetisi ini memperkenalkan kearifan lokal masyarakat Bali dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. ”Mengapa cerita rakyat? Ini penting untuk saya sampaikan bahwa masyarakat Bali ketika berbicara tentang budayanya atau tentang sistem keyakinan, itu tidak hanya merujuk pada teks atau lontar saja. Tetapi merujuk pada mitologi, cerita-cerita yang berkembang dan tumbuh di dalam masyarakat. Itu ada terjadi di berbagai tempat di Bali. Kepercayaan atau pengetahuan yang muncul bukan karena membaca teks saja, namun banyak mendengar cerita atau mitologi,” ujar Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud. AAGN Ari Dwipayana saat konferensi pers, Senin (29/8)
Ari Dwipayana menilai, cerita-cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Bali banyak mengandung pesan yang luar biasa, terutama tentang konservasi lingkungan serta konservasi budaya. Misalnya, cerita tentang hutan larangan/alas kekeran, suatu kawasan hutan yang dilindungi secara adat. Ada aturan tidak tertulis dengan wahana cerita rakyat, seperti tumbuhan tidak boleh dipetik. Jika dipetik dapat membuat pemetiknya tersesat dan banyak cerita lainnya. Pesannya jelas, manusia harus menjaga alam dan tidak boleh merusak.
Sementara itu, sutradara Garin Nugroho menjadi ketua dewan juri dalam kompetisi tersebut mengatakan, isu seni budaya dan lingkungan menjadi isu utama dunia saat ini. Dunia memberikan perhatian lebih terhadap perpaduan isu tersebut, khususnya pascapandemi Covid-19 mengguncang dunia.
Lebih lanjut Garin mengemukakan sebagian besar film animasi khususnya bertemakan keluarga yang diproduksi Hollywood bersumber dari cerita rakyat masyarakat Timur Tengah. ”Kalau kita lihat hampir 60% film yang diproduksi Hollywood khususnya animasi dan keluarga temanya diambil dari cerita rakyat Timur Tengah, seperti Simba, Aladin, dan sebagainya. Artinya, cerita rakyat itu menjadi sumber produksi film pesannya disebarkan ke seluruh dunia,” tutur Garin Nugroho.
Garin Nugroho menilai, saat ini komposisi masyarakat Indonesia 60% penduduknya usia muda, dan sebagian besar hidup dan dihidupi oleh handphone atau dunia digital. Karena itu, langkah Yayasan Puri Kauhan Ubud melakukan kompetisi film pendek yang dapat terakses dengan mudah dalam dunia digital adalah langkah yang tepat guna memperkenalkan kembali cerita rakyat yang memiliki pesan terkait konservasi alam dan lingkungan.
Rangkaian acara kompetisi film pendek tersebut akan berlangsung dari September – Desember 2022. Tahap pertama kompetisi, yaitu pendaftaran proposal ide cerita dibuka dari tanggal 1 – 15 September 2022. Ide proposal dari semua peserta yang mendaftar akan dinilai dan diseleksi para dewan juri yang kompeten.
Ketua dewan juri Garin Nugroho (sutradara dan produser) dan Happy Salma (artis dan produser), Tjokorda Raka Kerthyasa (Bendesa Desa adat dan tokoh budaya), Robby Navicula (musisi yang peduli terhadap isu lingkungan), Anak Agung Gde Ariawan (Yayasan Puri Kauhan Ubud dan pemerhati seni), dan I Wayan Suarmaja (Koordinator penyuluh bahasa Bali).
Sastra Saraswati Sewana 2022 mengangkat tema Toya Uriphing Bhuwana, Usadhaning Sangaskara, Air Sumber Kehidupan Penyembuh Peradaban. Kegiatan ini fokus di tiga tempat yaitu, Hulu, Tengah (campuhan) dan pesisir. Kegiatan di tengah diselenggarakan di sepanjang DAS OOS yang diselenggarakan sejak Juni 2022 dan diisi berbagai kegiatan. Seperti penanaman pohon, bersih-bersih petirtan dan sumber mata air, inventarisasi peninggalan arkeologi disepanjang DAS Oos, revitalisasi desa wisata melalui pelatihan desa wisata dan pelatihan pengelolaan sampah, pelatihan pemanfaatan tanaman obat untuk kesehatan keluarga, upacara bendera di campuhan dan parade seni HUT ke-77 Kemerdekaan RI, pameran seni rupa Toya-Agra-Rupa dirangkai kegiatan art-talk. Lomba seni lukis anak-anak SD dengan tema lingkungan, pentas seni Nyapuh Tirah Campuhan, hingga kompetisi film pendek yang diinspirasi cerita-cerita rakyat masyarakat Bali.