FORUM Keadilan Bali – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar bersama Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Denpasar menggelar monitoring dan eveluasi (monev), Senin (25/7) dan mengajak IKM (Industri Kecil Menengah) diminta terus berinovasi.
Permintaan itu disampaikan Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Antari Jaya Negara Monitoring dan Evaluasi (Monev) di sela-sela monev di Kipas Srikandi dan keramik lukis Bali Permata.
Ny. Antari Jaya Negara saat monev didamping Wakil Ketua Dekranasda Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa,
Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Perekonomian Kota Denpasar I Gusti Ayu Ngurah Raini dan Kadis Perindag Denpasar, Ni Nyoman Sri Utari. Tim meninjau ruang kerja IKM dan berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi masa pandemi ini. ”Kita sangat merasakan dampak yang dilalui para IKM Denpasar agar dapat terus bangkit dalam situasi pandemi saat ini. Kita turun melihat serta berdiskusi langkah apa yang dapat kita lakukan bersama antara pemerintah dan IKM untuk dapat berinovasi meningkatkan produk,” kata Antari Jaya Negara.
Lebih lanjut Antarini Jaya Negara menyampaikan, inovasi telah dilakukan IKM Denpasar, salah satunya Kipas Srikandi yang dikunjungi agar tetap memproduksi. Melihat peluang di pasar online salah satu langkah telah diambil Kipas Sri Kandi. Langkah ini sangat tepat melihat peluang di media online. Terlebih situasi pandemi ini masyarakat banyak menghabiskan waktu di rumah dan memilih bertransaksi melalui online. Ini langkah adaptasi telah dilakukan termasuk IKM perlu berinovasi memproduksi barang dan jasa sesuai kebutuhan pasar. IKM dapat menumbuhkembangkan berbagai ide usaha baru dan dapat berkontribusi sebagai pemecah persoalan social ekonomi masyarakat akibat dampak pandemi. Pemerintan Kota Denpasar telah melakukan langkah memberikan dukungan kepada IKM/UKM terus bangkit melalui langkah berpameran hingga kegiatan lainnya. ”Semoga kita dapat bangkit dalam situasi pandemi dengan berdiskusi bersama mencari jalan keluar dan ide serta gagasan meningkatkan produk IKM,” ujarnya. Nyoman Benes pemilik usaha Kipas Srikandi menyampaikan situasi pandemi memberikan dampak bagi usahanya. Namun langkah inovasi terus dilakukan dengan melihat peluang di pasar online. ”Saya melakukan sinergi bersama teman sejawat melihat peluang di pasar online. Hal ini sangat membantu produksi produk meski dalam keterbatasan,” ujarnya.
Sementara I Putu Yuliartha pemilik perusahaan kerajinan keramik lukis mengucapkan terima kasih kepada Ketua Dekranasda dan Disperindag telah berkunjung ke workshop keramik lukisnya. ”Situasi saat ini menjadi tantangan bagi kami terus bangkit,” ujarnya.
Dia menjelaskan, perubahan situasi ini digunakan sekaligus mengubah pola kerja lebih efisien dan perusahaan bisa bertahan. Ia mengubah skema kerja dan karyawan dulu bekerja di workshop, kini dibebaskan bekerja di rumah sehingga mereka dapat mengatur waktu untuk mencari pendapatan tambahan atau mengerjakan aktivitas sosial di desa. ”Terbukti kami mampu bertahan hingga kini,’’ ucapnya.
Ia menuturkan Bali Permata Keramik Lukis berawal dari sebuah usaha rumahan dimulai dari ide melukis di atas media keramik. Fasilitas sangat terbatas dan sebuah pondok kecil usaha mulai didirikan tahun 1987. Produk yang dihasilkan beraneka macam keramik dan porselen dilukis seperti beraneka ragam piring, mug, dan lainnya.