FORUM Keadilan Bali – PT Angkasa Pura I (AP1) bersama stakeholder terkait resmi mengimplementasikan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Pelaksanaan go-live A-CDM dilaksanakan Jumat (25/8) di ruang Airport Operation Command Center (AOCC) Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali melibatkan sejumlah instansi terkait di bidang penerbangan, yakni Direktorat Bandar Udara dan Direktorat Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan, Perum LPPNPI (AirNav Indonesia), maskapai penerbangan, serta ground handling.
Melalui implementasi A-CDM, AP1 bersama stakeholder terkait dari maskapai penerbangan, penyedia jasa navigasi penerbangan (AirNav Indonesia), ground handling, serta instansi lainnya akan berkolaborasi meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen operasional penerbangan dengan mengedepankan aspek safety, security, services, and compliance (3S+1C).
Direktur Operasi PT Angkasa Pura I MMA Indah Preastuty menyatakan, implementasi A-CDM akan berkontribusi positif terhadap manajemen operasional penerbangan di bandara. ”Kondisi di Bandara I Gusti Ngurah Rai sangat padat, sistem ini sangat membantu terkait utilisasi kapasitas apron dan runway. Dengan manajemen operasional yang baik, akan memberikan manfaat positif terhadap maskapai penerbangan, utamanya pengaturan slot akan lebih optimal,” ujar Indah Preastuty.
![](https://i0.wp.com/forumkeadilanbali.com/wp-content/uploads/2023/08/1544cda4-4827-4678-b286-8416f4860bc1.jpeg?fit=1024%2C682&ssl=1)
”Implementasi A-CDM akan memberikan dampak positif terhadap optimalisasi fasilitas pendukung penerbangan serta SDM. Karena alur informasi antara stakeholder sudah saling terhubung secara optimal,” katanya.
Indah Preastuty menjelaskan, implementasi A-CDM untuk dapat berkontribusi langsung dalam peningkatan arus lalu lintas dan manajemen kapasitas trafik angkutan udara atau Air Traffic Flow and Capacity Management (ATFCM). Sehingga dapat meningkatkan ketepatan waktu penerbangan (On-Time Performance atau OTP), mengurangi risiko keterlambatan penerbangan atau delay, serta mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur dan SDM operasional penerbangan.
Penerapan A-CDM di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, kata Indah Preastuty, sebelumnya didahului dengan penandatanganan dokumen perjanjian kerja sama (PKS) dan Supplementary Letter of Operational Coordination Agreement (LOCA) antara AP1 dengan AirNav Indonesia terkait pertukaran data dan informasi dalam rangka implementasi A-CDM. AP1 telah melaksanakan sosialisasi kepada maskapai penerbangan dan ground handling, pelatihan pengoperasian sistem A-CDM, serta integrasi sistem dengan AirNav. Langkah persiapan implementasi A-CDM melibatkan Kementerian Perhubungan, melalui asistensi yang diberikan oleh Direktorat Navigasi Penerbangan dan Direktorat Bandar Udara.
Indah Preastuty mengungkapkan, dunia penerbangan, A-CDM diatur organisasi penerbangan dunia ICAO melalui ICAO Document 9971. Melalui implementasi A-CDM di bandara, pertukaran data dan informasi terkait penerbangan antar instansi akan berlangsung secara lebih optimal. Sehingga berdampak positif terhadap kelancaran alur komunikasi antara pengelola bandara dengan penyedia jasa navigasi penerbangan. ”Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh instansi stakeholder terkait atas kolaborasi implementasi A-CDM di bandara AP1. Implementasi A-CDM ini untuk mewujudkan seamless operation sehingga berdampak langsung terhadap peningkatan layanan kepada seluruh pengguna jasa bandara,” paparnya.