FORUM Keadilan Bali – Guna meningkatkan produksi dan ketersediaan komoditas cabai di pasaran, Dinas Pertanian dan Pangan bersama Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung dan UPTD BPTPHBUN Bali menggelar gerakan tanam cabai bersama Kelompok Tani Sari Amerta Anggungan Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kamis (11/8).
Kadis Pertanian dan Pangan I Wayan Wijana di sela-sela kegiatan gerakan tanam cabai dirangkaikan dengan gerdal hama cabai mengungkapkan, cabai menjadi salah satu komoditas perlu mendapat perhatian khusus. Karena termasuk bahan pangan yang dibutuhkan hampir setiap hari dan kebutuhan meningkat setiap tahun. Bahkan sering menimbulkan gejolak harga merugikan petani dan memberatkan masyarakat serta sebagai salah satu komoditi yang dapat memicu inflasi.
Menurut Wijana, berkembangnya industri kuliner berpengaruh terhadap kebutuhan cabai di Badung berkisar 1.200 ton/tahun. Sedangkan produksi cabai rata-rata sekitar 2.500-3.500 kwintal pert tahun sehingga peluang pasar untuk pemasaran cabai masih terbuka dan potensial. Dia mengakui kendala utama yang dihadapi petani mengembangkan cabai adalah biaya produksi yang tinggi rata-rata Rp56 juta per hektar. ”Cabai rentan terhadap serangan hama yang berpengaruh terhadap produksi dan bisa sampai gagal panen,’’ ujar Wijana.
Wijana mengungkapkan, pihaknya terus berupaya mendorong peningkatan produksi cabai melalui berbagai program didukung melalui kegiatan Kampung Cabai dan pengendalian hama. Di samping merancang program inovasi Masyarakat Tanam Cabai (Matanabe) untuk memotivasi masyarakat agar memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami cabai dan komoditi hortikultura lainnya minimal untuk memenuhi kebutuhan dapur sehari-hari.