• Ketua Dekranasda Provinsi Bali Kunjungi Tiga IKM di Kabupaten Gianyar

    FORUM Keadilan Bali – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Koster didampingi Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Ny. Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra serta Istri Wakil Bupati Gianyar Ny. Ida Ayu Diana Dewi Agung Mayun mengunjungi tiga IKM di Kabupaten Gianyar, Minggu (30/4).

    Ny. Putri Koster beserta rombongan mengunjungi  CV Tarum Bali merupakan IKM bergerak dalam bidang pewarnaan kain menggunakan bahan organik dari daun tumbuh-tumbuhan serta pembuatan kain tenun Tarum atau lebih dikenal di masyarakat dengan tenun kontemporer Bali.

    Dalam kesempatan tersebut, Ny. Putri Koster menyampaikan apresiasinya atas inovasi dari Tarum Bali khususnya proses pewarnaan menggunakan bahan organik daun tumbuh-tumbuhan. Disamping warna dihasilkan sangat cantik juga limbah yang dihasilkan tidak berbahaya bagi lingkungan.

    Lebih lanjut Ny. Putri Kster yang akrab disapa Bunda Putri meminta produk yang dihasilkan baik berupa kain maupun pakaian jadi bisa lebih dikenal dan digunakan masyarakat Bali. Pasar lokal yang ada agar dibangun dan diperkenalkan sehingga produk kerajinan ini tidak hanya dikenal di luar Bali tetapi juga dikenal dan digunakan masyarakat Bali. ”Kami minta inovasi baik motif maupun proses pengerjaan terus dilakukan tanpa meninggalkan pakem yang ada. Di satu sisi hasil kerajinan dapat mengikuti perkembangan yang ada. Di sisi lain apa yang diwariskan para leluhur tetap lestari,’’ pintanya.

    Bunda Putri menambahkan berdasarkan survei salah satu perguruan tinggi di Bali hanya 13 persen produk kerajinan yang beredar di pasaran merupakan hasil dari para perajin Bali. Sekitar 87 persen produk beredar di pasaran dibuat di luar Bali tapi mengatasnamakan produk Bali. ”Ini harus kita sikapi bersama, jangan sampai pasar kita beralih dan para perajin kita kehilangan semangat berproduksi dan berkreativitas. Jangan sampai keinginan kita mencari keuntungan dengan menghalalkan segala cara malah menghilangkan apa yang seharusnya kita lestarikan.’’ katanya.

    Ny. Putri Koster mengajak para perajin meningkatkan kreativitas baik model busana jadi maupun bahan digunakan. Tidak hanya itu, ia juga mengingatkan perajin akan pentingnya Hak Indikasi Geografis. Untuk itu, para perajin diminta mendaftarkan produk kerajinannya agar mendapatkan Hak Indikasi Geografis (IG) sehingga produk kerajinan yang dihasilkan terlindungi secara hukum dan tidak mudah dijiplak atau dipalsukan.

    Sementara itu, pemilik usaha CV Tarum Bali Made  Arsana Yasa menuturkan usaha yang dirintis dari tahun 2001 melakukan pewarnaan terhadap kain dengan menggunakan bahan 5 tumbuhan primer yaitu daun mangga untuk bahan dasar warna kuning, warna merah dari kayu secang, warna  biru dari indigo, warna hitam dan abu-abu dari daun ketapang serta warna coklat dan orange dari mahogani. Dari campuran 5 tumbuhan primer tersebut bisa didapatkan lebih dari 500 warna. Dengan penggunaan pewarnaan organik tersebut tidak hanya warna warna yang dihasilkan lebih redup tetapi juga limbahnya juga tidak berbahaya.

    Dalam kunjungan kerjanya ke IKM di Kabupaten Gianyar, Ny. Putri Koster juga mengunjungi Dara Collection di Desa Beng, Gianyar yang memproduksi baju rayon bergambar barong. Gambar barong pada kedua sisi baju dilukis para seniman sekitar. Sehari para pelukis bisa melukis gambar barong sekitar 100 -150 baju.

    Ny. Putri Koster juga mengunjungi Mal Bali Collection di Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, Gianyar yang memproduksi berbagai pakaian jadi berbahan rayon. Dalam kesempatan tersebut, Ny. Putri Koster juga melihat langsung proses pembuatan produk kerajinan serta membeli beberapa produk yang dihasilkan para perajin baik berupa pakaian  jadi maupun kain.