• Ketua K3S Denpasar Ny. Antari Jaya Negara Resmikan Rumah  Bantu Dengar

    FORUM Keadilan Bali – Memberikan pelayanan kesehatan terjangkau kepada penyandang disabilitas maupun masyarakat umum berlatar belakang kurang mampu di Kota Denpasar, Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK) Bali bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota Denpasar dan Direct Aid Program (DAP) Konsulat Jenderal Australia di Bali menyediakan fasilitas pelayanan inovatif Rumah Bantu Dengar (RBD) di Gedung Pusat Pelayanan Disabilitas Kota Denpasar.

    Rumah bantu dengar ini diresmikan Ketua K3S Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara didampingi Wakil Ketua K3S Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua Gatriwara Kota Denpasar Ny. Purnawati Ngurah Gede, Ketua DWP Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, Kadis Sosial I Gusti Ayu Laksmi Saraswati dan Ketua YKP Bali Elsye Suryawan, Sabtu (2/7).

    Sebelum peresmian diawali penanda tanganan perjanjian kerjasama antara Ketua YKP dan Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar. Dilanjutkan penyerahan bantuan tanaman bunga kamelia, bunga cempaka merah dan hitam dari relawan YPK dr. Eka Putra Setiawan, SP., THT-KL (K) kepada Dinas Sosial Kota Denpasar ditanam di rumah bantu dengar.

    Ketua K3S Kota Denpasar Ny. Antari Jaya Negara mengatakan, fokus penanganan Covid-19 di masa post pandemi ini masih banyak kesehatan masyarakat

    belum tertangani dengan baik. Terutama warga Denpasar resiko rentan miskin  maupun mengalami kerentanan secara   ekonomi serta masuk yagng memerlukan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial.

    Antari Jaya Negara mengaku masih banyak masyarakat mengalami gangguan pendengaran, sehingga mempengaruhi anak usia dini dan sekolah. Disadari atau tidak masa depan mereka akan dipengaruhi kesehatan pendengaran. ”Melihat kondisi tersebut, Pemkot Denpasar bergandengan tangan bersama dengan K3S Kota Denpasar, YKP Bali dan Kedutaan Besar Australia melalui  program DAP mewujudkan program pelayanan kesehatan THT bagi penyandang disabilitas maupun masyarakat umum dengan lantar belakang tidak mampu di Pusat Layanan  Disabilitas Kota Denpasar secara gratis,” kata Antari Jaya Negara.

    Menurut Antari Jaya Negara, program ini disinergikan dengan IDI, relawan dokter THT. Pelayanan ini merupakan bagian dari spirit   Vasudaiva Kutumbhakam, artinya  bergotong royong dan menyama braya, bersama sama membantu warga yang memerlukan bantuan. Dengan demikian, dirasakan masyarakat dan penyandang  disabilitas atas pemenuhan haknya mendapatkan pelayanan kesehatan. ”Kami mengucapkan apresiasi setinggi

     tingginya kepada seluruh pihak mendukung program ini, sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan sosial bersama,” ucapnya.

    Ketua YKP Bali Elsye Suryawan menambahkan, masalah pendengaran di negara-negara berkembang sering disepelekan, khususnya anak-anak usia dini dan usia sekolah. Disadari atau tidak, masa depan mereka sangat dipengaruhi oleh pendengaran yang baik saat usia sekolah, Mereka mulai belajar ilmu pengetahuan maupun mengenal ilmu kehidupan sebagai bekal kehidupan selanjutnya.

    Dia menjelaskan, YPK Bali bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota Denpasar dan Direct Aid Program (DAP) Konsulat Jenderal Australia di Bali, menyediakan fasilitas pelayanan inovatif berupa Rumah Bantu Denga di pusat layanan disabilitas Kota Denpasar. ”RBD merupakan ”outlet” pelayanan YPK di Kota Denpasar, sehingga pelayanan sosial YPK Bali lebih dekat dengan masyarakat serta diberikan secara cuma-cuma,” terangnya.

    Lebih lanjut Elsye Suryawan mengungkapkan, selain pelayanan RBD di pusat layanan disabilitas Kota Denpasar, YPK Bali melalui program Bali Rungu kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Denpasar, PGPKT, IDI serta pemangku kepentingan lain. Pelayanan ini bersinergi melaksanakan pelayanan terpadu seluruh masyarakat di Bali melalui kegiatan deteksi dini bersama puskesmas dan posyandu, pendidikan masyarakat tentang kesehatan telinga dan pendengaran memprioritaskan siswa sekolah di seluruh Bali serta bantuan alat bantu dengar. ”Kami harapkan program rumah bantu dengar masyarakat di Bali dan Denpasar khususnya dapat terlayani kesehatannya, terutama anak-anak dan siswa SD dan SMP. Selain itu, pelayanan yang diberikan untuk mendukung lahirnya generasi penerus bebas dari gangguan pendengaran,’’ tandasnya.