FORUM Keadilan Bali – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekransda) Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara membuka pelatihan perca endek, Jumat (24/6) di Gedung Citta Hasta Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, Ni Nyoman Sri Utari dan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar Dr. I Made Pande Artadi.
Ketua Dekranasda Antari Jaya Negara menyampaikan kain perca merupakan limbah anorganik yang sulit diuraikan dan termasuk sisa kain dari proses penjahitan. Karena itu, kain perca bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi produk kerajinan menarik dan memiliki nilai jual tinggi seperti membuat kerajinan aksesoris topi bucket, ikat rambut, hiasan bando, bros dll. ”Saya menyambut baik dan mendukung kegiatan pelatihan perca endek ini karena perkembangan IKM sangat bergantung pada sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan keahlian, terutama di bidang seni dan kreasi serta perkembangan dunia global menuntut harus lebih kreatif baik terhadap produk maupun pemasaran atau promosi,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar selalu mendukung dan melakukan pembinaan berkelanjutan kepada masyarakat dan IKM Kota Denpasar. Diharapkan dapat mengatasi masalah yang di hadapi dalam pengembangan IKM. “Kami berharap pelatihan perca endek membawa dampak positif dalam meningkatkan pengetahuan dan mampu meraih peluang atau kesempatan. Selain itu, dapat berinovasi mengolah limbah kain perca menjadi produk bernilai seni dan dapat diterima pasar,’’ ucapnya.
Sementara Kadis Perindag Kota Denpasar Ni Nyoman Sri Utari, menyampaikan latar belakang dari kegiatan ini seiring pesatnya permintaan produk fashion dari bahan endek di Kota Denpasar menjadikan masalah baru dalam mengurangi limbah perca. Kain yang menjadi sampah tidak mempunyai nilai jual lagi. ”Situasi ini menjadikan para penjahit kesulitan mengolah sampah. Bila tidak mempunyai keahlian dalam mengkreasikan bahan yang sebenarnya mempunyai harga yang mahal,” ujarnya.
Sri Utari mengungkapkan, langkah sangat tepat dilakukan menggali ide-ide kreatif aga dapat mengolah dan memadukan sisa-sisa kain perca dapat menghasilkan produk enak dipandang, memiliki nilai jual tinggi dan bisa diminati masyarakat sehingga dapat menjadikan peluang baru membangkitkan industri kreatif di Kota Denpasar yang dapat memberikan kontribusi ekonomi serta iklim usaha yang positif. Pelatihan berlangsung dari tanggal 24-25 Juni mendatang di ISI Denpasar. Pelatihan melibatkan narasumber dari dosen Program Studi Desain Fashion ISI Denpasar, akni Dewa Ayu Putu Leliana Sari dan Ni Putu Darmara Pradnya Paramita dengan melibatkan peserta 20 orang yang berasal dari IKM Kota Denpasar.
Sementara Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. I Made Pande Artadi menyambut baik pelatihan kain perca. ”Program ini sangat baik melihat isu saat ini terkait limbah kain perca endek untuk dapat dimanfaatkan menjadi barang bernilai seni dengan melibatkan narasumber dari ISI Denpasar dan peserta dari IKM,” ujarnya.