• Ny. Putri Koster: Masyarakat Bali Berpartisipasi Aktif, Jangan Jadi Penonton

    FORUM Keadilan Bali – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster meminta masyarakat Bali berpartisipasi aktif dan jangan menjadi penonton.

    Hal itu disampaikan disela-sela sosialisasi tentang capaian 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru dengan sub tema ”Infrastruktur Bali Era baru” bersama Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS., (Koordinator Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali) dan Ir. I Made Arca Eriawan, MM., (Kelompok Ahli Pembangunan Bidang Infrastruktur), Selasa (4/7).

    Wanita yang akrab disapa Bunda Putri ini berpesan kepada masyarakat untuk bersiap diri berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur tersebut, dan jangan hanya jadi penonton. ”Mari asah diri, siapkan diri guna menyambut berbagai infrastruktur yang disiapkan pemerintah. Ketika semua sudah selesai kita sendiri tuan rumah yang mengisinya. Jangan hanya menjadi penonton,” pintanya seraya menambahkan Pemprov Bali sudah menunaikan kewajiban mensejahterakan masyarakat dengan membangun infrastruktur, kini masyarakat berkewajiban mengisinya (merawat dan memelihara, red).

    Menurut pendamping orang nomor satu di Bali ini, TP PKK mempunyai anggota hingga unit terkecil masyarakat, yaitu rumah tangga. Ia sudah menjadi kewajiban gencar mensosialisasikan berbagai kegiatan dan program Pemprov Bali. ”Di sini fungsi PKK menggerakkan masyarakat hingga tingkat rumah tangga. Kalau masyarakat ikut aktif bergerak maka program pembangunan akan cepat terwujud,” ujarnya.

    Bunda Putri memaparkan 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru sudah sesuai dengan 10 Program Pokok PKK, sehingga sudah bisa beriringan dalam sosialisasinya. Contohnya, kesehatan, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) tengah gencar mensosialisasikan pengobatan alternatif berdasarkan Usada Bali. ”Itu sesuai program PKK memanfaatkan pekarangan rumah dengan tumbuhan kebutuhan pokok hingga obat-obatan,” jelasnya sambil mengatakan beberapa program sangat sesuai seperti penguatan budaya dan kearifan lokal serta di sektor pendidikan.

    Ny. Putri Koster menyatakan pentingnya infrastruktur untuk mengimbangi pembangunan Bali yang memadai. Karena bermuara kepada kesejahteraan masyarakat. ”Bagaimanapun infrastruktur bagus memudahkan mobilisasi masyarakat. Infrastruktur lengkap membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk bekerja dan berkarya,” tandasnya.

    Sementara Koordinator Pokli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS mengatakan pembangunan infrastruktur di Bali telah dipikirkan secara matang serta melibatkan tenaga ahli di bidangnya. ”Pak Gubernur Wayan Koster tidak serta merta membangun infrastruktur. Beliau pasti mengundang tenaga ahli untuk mengkaji kebutuhan infrastruktur serta mengkaji berbagai dampak terutama dampak alam, sosial dan budaya,” ungkapnya.

    Prof. Damriyasa mengungkapkan Gubernur Wayan Koster selalu mengundang berbagai pihak dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat memberikan sumbangsih pikiran terutama tentang pembangunan Bali ke depan. Sehingga dikumpulkan sumbangsih masyarakat dan dilanjutkan dengan proses pengkajian dengan para ahli di bidangnya. ”Sama dengan mengkonsep Haluan 100 tahun Pembangunan Bali Masa Depan yang digagas Gubernur Wayan Koster. Beliau membuka seluas-luasnya partisipasi aktif dan sumbangsih semua pihak dalam membangun serta menjaga Bali ke depan,” ucapnya.

    Ir. Made Arca Eriawan salah satu anggota Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali Bidang Infrastruktur menjelaskan bahwa semua pembangunan infrastruktur dilaksanakan untuk mendukung 5 program prioritas pembangunan yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan, jaminan sosial dan ketenagakerjaan, adat, agama, tradisi dan budaya serta pariwisata dan program pendukung lainnya.

    Dijelaskannya beberapa rencana pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan dan akan dikerjakan, yakni jalan nasional Bali selatan diarahkan untuk konektivitas pariwisata. Jalan nasional Bali utara diarahkan mengakomodasikan logistik dari pelabuhan utama/pengumpul menuju jalan tol. Jalan tol diarahkan untuk pemanfaatan lalu lintas regional, perpindahan antar kawasan pariwisata, dan dukungan logistik menuju kawasan pariwisata dan keperluan ekspor-impor. Transportasi massal perkotaan (KA) diarahkan memecahkan kemacetan perkotaan akibat beban yang tinggi dari pergerakan pariwisata dan komuter. Jaringan kereta api adalah prioritas untuk menghubungkan bandar udara dengan sistem transportasi perkotaan umum.

    Dia menjelaskan terdapat pelabuhan pada pantai utara Bali dan Gilimanuk akan menjadi pintu masuk logistik nasional maupun internasional. Sementara pelabuhan pantai selatan Bali diarahkan untuk menjadi konektivitas pariwisata internasional, nasional maupun regional.