FORUM Keadilan Bali – Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri peringatan Hari Puputan Badung ke-116 digelar di Monumen Ida Cokorda Pemecutan IX, Kawasan Simpang Jalan Thamrin, Selasa (20/9).
Peringatan ini merupakan ajang membangkitkan kembali semangat perjuangan para pendahulu saat perang Puputan Badung pada 20 September 1906. Hadir Raja Puri Klungkung Ida Dalem Semaraputra, Panglingsir Puri-puri di Kota Denpasar, Keluarga Besar dan Moncol Puri Agung Pemecutan, Ketua LVRI Provinsi Bali Gusti Bagus Saputra dan LVRI Kota Denpasar serta undangan lainya.
Ketua Panitia Peringatan Puputan Badung ke-116, AA Ngurah Putra Darmanuraga mengatakan, momentum Puputan Badung hendaknya dimaknai seluruh masyarakat untuk merenungkan semangat dan jiwa Puputan Badung agar tetap dikenang dan jadi panutan sepanjang masa. Hal ini menjaga marwah, taksu dan semangat puputan tetap menyala bagi generasi penerus bangsa. ”Walaupun kita laksanakan cukup sederhana, persiapan sangat pendek. Namun berkat uluran tangan dan semangat para sameton membangkitkan kembali taksu dan kebesaran Kerajaan Badung, utamanya dari pengurus Pamaksan Warga Ageng Puri Agung Pemecutan, maka kegiatan ini dapat berjalan lancar,” ujarnya.
Putra Darmanuraga yang juga Panglingsir Puri Agung Pemecutan berharap bangkitnya kembali taksu dan kebesaran Kerajaan Badung, maka titah para pendiri kerajaan untuk menjaga persatuan dan persaudaraan tidak akan bisa dipecah dengan cara apapun. ”Mari kita tetap bersatu, kuatkan persatuan sesuai dengan tema pelaksanaan hari ini yaitu Bersama Kita Kuat, Kita Kuat Bersama,” katanya bersemangat.
Sementara Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara mengatakan perang Puputan Badung diperingati saat ini didasari peristiwa heroik rakyat Bali, terutama dari Kerajaan Badung bertempur sampai titik darah penghabisan atau puputan melawan penjajah Belanda. Tanggal 20 September 1906 merupakan peristiwa memperlihatkan kepada dunia bahwa segenap rakyat Bali dipimpin Raja Badung yakni I Gusti Ngurah Made Agung memiliki dedikasi dan idealisme tinggi berjuang dengan segenap jiwa raga menjaga setiap jengkal tanah kelahiran. ”Pemerintah Kota Denpasar siap memfasilitasi kegiatan Hari Peringatan Puputan Badung di tahun mendatang,’’ kata Jaya Negara.
Jaya Negara mengungkapkan ini merupakan semangat sebagai bangsa besar yang tidak pernah melupakan sejarah perjuangan para pendahulunya. Ke depan akan berkoordinasi dengan Bupati Badung serta para panglingsir dari tiga puri, yakni Puri Satria, Puri Pemecutan dan Puri Kesiman. Secara de facto Puputan Badung ini berlokasi di Kota Denpasar, dan tahun depan siap memfasilitasi dan merayakan kegiatan ini. ”Marilah kita maknai nilai-nilai kepahlawanan para pejuang kita yang patut diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat dijadikan inspirasi generasi muda mengisi pembangunan,” imbuhnya.
Peringatan diawali pawai seni budaya baleganjur dan Bebarisan Pecut Pusaka Ksatria Mahottama, mendapat perhatian dan aplaus dari hadirin serta tamu undangan yang hadir.
Pecut sendiri sangat terkenal di Bali, terutama di daerah Denpasar dan Badung. Sebab senjata ini bersama tulup dan keris merupakan pusaka mulia dari Kerajaan Badung. Dilanjutkan pementasan tari Legong Bandhodayaditya terinspirasi dari kisah perjalanan Sri Naraya Damar dalam menyelesaikan tugas pemerintahan di pusat kerajaan Bali tempo dulu di Bedulu, serta pementasan tari Tedung Jagat.