FORUMKEADILANBali.com – Seka Gong Mekar Sari, Banjar Kangin, Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan sebagai duta Kota Denpasar pada Parade Ngelawang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI 2024 tampil apik di Arena Taman Budaya, Art Center Denpasar, Kamis (4/7).
Mengambil start di depan Kalangan Ayodya, Ngelawang duta Kota Denpasar berhasil menghibur penonton yang hadir dengan garapan bertajuk ”Taksu Rare”. Turut hadir menyaksikan dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua TP. PKK Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, Plt. Camat Denpasar Selatan Ketut Sri Karyawati serta undangan lainya. Bahkan Walikota Jaya Negara bersama Sekda Alit Wiradana penonton memberikan sesari ngelawang.
Sebanyak tiga lokasi menjadi titik sentral pementasan, mulai dari Kalangan Ayodya, bergerak ke arah barat menuju Panggung Gedung Kriya, dan berakhir di Panggung Terbuka Gedung Ksirarnawa. Ngelawang sengaja dikemas sebagaimana tradisi ngelawang biasanya berlangsung di masyarakat. Tampak iring-iringan kober, bebandrangan, Tari Telek, Tari Jauk, Barong Ket, Rangda dan Rarung. Tampak pula pasukan Ngunying dan Barong dari Tikar Lontar.
Koordinator Seka Gong Mekar Sari, Banjar Kangin Panjer, Ngurah Krisna Murti menjelaskan berbagai persiapan terus dilaksanakan guna mendukung optimalnya pementasan. Proses latihan dan pembinaan telah dilaksanakan sejak Januari.
Lebih lanjut Krisna Murti menjelaskan Parade Ngelawang mengangkat judul garapan bertajuk ”Taksu Rare”. Taksu merupakan spirit mempunyai kekuatan secara spritual dan Rare merupakan sebutan untuk anak-anak kecil di Bali selalu mendapat perlindungan dari Shang Hyang Kumara.
Pria yang akrab disapa Ngurah Inak ini menuturkan Ngelawang sebagai permainan tradisional digandrungi anak – anak dari Banjar Kangin, Panjer mayoritas anak petani. Pada saat itu kurang lebih dua abad lalu, anak – anak sering bermain menduplikasikan apa dilihat pada saat Ida Bhatara Mapajar ditarikan kembali di tanah lapang kawasan Tukad Penyampuhan Panjer. ”Dengan berkreasi dari bahan-bahan alam didapatkan sehingga tatanan pagelaran disajikan menyerupai pertunjukan aslinya sampai akhirnya benar benar terjadi trans/kerauhan (kataksu),” tuturnya.
Menyikapi situasi tersebut, katanya, orang tua dan panglingsir mengetahui kejadian tersebut menyampaikan ke Pemangku Barong (Ratu Ayu). Pemangku dan panglingsir memutuskan dengan petunjuk niskala memberikan ruang langsung anak -anak tersebut ikut terlibat dan belajar dari sejak dini. Hal ini mengetahui pakem gerak tari dan tabuh yang benar sampai mereka terlibat dalam Mapajar sebagai suatu aktivitas seni melibatkan beberapa jenis tarian seperti, tari Barong Ket, Sandaran atau Telek, Jauk serta Tari Rangda dan Rarung seperti terdapat di Banjar Kangin, Desa Adat Panjer. Ini salah satu wujud ”Jana Kerthi Pramaguna Wikrama” memiliki makna harkat martabat manusia unggul. ”Kami wujudkan dengan melestarikan kesenian sakral turun temurun regenerasi melalui kegiatan positif sampai saat ini di Seka Gong Mekar Sari, Banjar Kangin, Desa adat Panjer, Kota Denpasar,” ucapnya.
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas berbagai persiapan dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Seka Gong Mekar Sari, Banjar Kangin, Kelurahan Panjer sukses menampilkan terbaik dan luar biasa.
Jaya Negara mengaku bangga penabuh anak-anak tak kalah hebat membawakan materi ngelawang sebagai sebuah tradisi. Kedepan ngelawang dapat terus ajeg dan lestari di Kota Denpasar dengan berbagai keceriaan, pakem serta ciri khasnya. ”Kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa. Garapan yang ditampilkan sangat apik. Semoga tradisi ngelawang tetap ajeg dan lestari di Kota Denpasar,” jelasnya. (pas)