FORUM Keadilan Bali – Pengendalian dan kontrol tembakau di dunia, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara menghadiri Konferensi Aliansi Kota Asia Pasifik untuk pengendalian tembakau dan pencegahan penyakit tidak menular (Asia Pacific Cities Alliance for Tobacco Control and NCDs Prevention/APCAT).
Acara dihadiri ratusan delegasi berbagai negara dan kabupaten/kota se-Indonesia dilaksanakan mulai tanggal 1-3 Desember 2022 di Prime Plaza Hotel Sanur Bali.
Acara tersebut dihadiir Wali Kota Bogor sekaligus menjadi Co-Chair APCAT, Bima Arya, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta serta undangan wali kota lain tergabung dalam The Asia Pacific Cities Alliance for Health and Development (APCAT).
Wali Kota Denpasar Jaya Negara mengatakan sebagai wilayah banyak dikunjungi wisatawan asing dan domestik, Pemerintah Kota Denpasar berusaha membangun kota layak huni dan sehat. Selain meningkatkan kesehatan masyarakat seperti menetapkan Perda No. 7 tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Lebih lanjut Jaya Negara mengemukakan, pada 19 Mei 2022, Pemerintah Kota Denpasar meluncurkan Program Destar (Denpasar Kota Sehat Tanpa Asap Rokok) dengan acuan kerangka kerja program Denpasar tanpa asap rokok meliputi langkah penerapan dan penegakan kebijakan KTR yang efektif di seluruh wilayah, yakni sekolah, fasilitas Kesehatan, serta seluruh fasilitas umum di Kota Denpasar terdapat tanda larangan merokok. Target pencapaian lebih dari 85% kepatuhan terhadap kebijakan KTR di Kota Denpasar tahun 2022. Larangan iklan rokok luar ruang dengan moratorium iklan rokok berlaku di seluruh kawasan luar ruang Kota Denpasar.
Sementara Wali Kota Bogor, Bima Arya mengungkapkan aliansi ini konsisten mencegah dampak negatif dari industri tembakau. Tercatat hingga November 2022 sudah ada 360 kota dan kabupaten telah mengadaptasi Perda kontrol tembakau. ”Kami menjadi mitra strategis bagi Kemenkes, APCAT ingin menciptakan kegiatan menarik untuk mencegah efek negatif penggunaan tembakau,” kata Bima Arya.
Bima Arya menambahkan, APCAT bertujuan membawa komitmen memperkuat kolaborasi, mengakselerasi kemajuan, mencegah beban Penyakit Tidak Menular-PTM, menghapuskan Tuberculososis TBC dan meningkatkan sinergi. ”Saya melihat taktik terbaik, para pemimpin daerah di negara Asia Pasifik dari isu pengendalian tembakau, dan konteks lokal, menciptakan kota bebas asap rokok, melarang iklan rokok, advokasi meningkatkan cukai,” katanya.
Bima Arya menyatakan, pihaknya ingin memastikan intervensi dari industri tembakau. Dia mengingatkan, mendekati pemilu biasanya setiap perusahaan tembakau mendekati kandidat. ”Saya sarankan hati-hati,” tandas Bima Arya di sela-sela event dunia merupakan kolaborasi The Union, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dan Central Udayana itu.
Hal penting lainnya, ditekankan APCAT ingin menciptakan generasi bebas tembakau, menciptakan kegiatan menarik untuk mencegah efek negatif penggunaan tembakau. Sejauh ini prioritas APCAT, lanjut Bima Arya, benar-benar menekankan pentingnya kepemimpinan dan menguatkan komitmen untuk pengendalian atau kontrol tembakau. Mendorong akuntabilitas pemerintah subnasional, seperti vaksinasi dan mencegah pengaruh industri komoditas tembakau. Penting juga untuk keberlanjutan, upaya pemerintah memperkuat kemampuan layanan kesehatan di daerah. Di Indonesia, Aliansi Wali Kota semakin diperkuat, dibangun sejak 2011. ”Saya bangga mengatakan aliansi ini akan mencegah dampak negatif dari industri tembakau,” tegasnya.
Tahun 2016, kata Bima Arya, tercatat hanya ada 12 kota di kawasan Asia Pasifik, namun sekarang sudah 82 walikota di 12 negara yang memberi dukungan pengendalian tembakau. Ia menyadari betapa pentingnya peran sosial media, peran komunitas memperkuat kolaborasi, tidak hanya Program G to G (Government to Government), B2B atau Business to Business namun juga kalangan muda dan media yang harus fokus pentingnya kesehatan.