FORUM Keadilan Bali – Sejumlah warga yang tinggal di Gang III, Jl. Gunung Agung dan Mertajaya mengeluhkan bau busuk yang ditebar tumpukan sampah yang menggunung di tempat pembuangan sementaa (TPS) eks. Pasar Loak, Jl. Gunung Agung.
Warga yang tinggl di Jl. Gunung Agung, Gang III Lingkungan Mertajaya Ketut Nik Arta Guna mengatakan, tumpukan sampah yang ada di TPS eks Pasar Loak menebar bau busuk sampai 300 meter sehingga pernapasan masyarakat terganggu sehingga berdampak kepada kesehatan. Apalagi sampah yang ada saat ini menumpuk sampai setinggi 2 meter lebih membuat pemandangan kumuh. Apalagi di depan TPS tersebut ada SMPN 4 Denpasar. ”saya harapkan pemerintah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup dan kebesihan (DLHK) sebagai ujung tombak kebesihan di Kota Denpasa sigap menangani sampah. Jangan terus alasan klasik alat rusak dan TPA penuh,’’ kata Arta Guna.
Hal senada juga disampaikan warga Denpasar Kadek Sudiasa, Menurutnya, Pemkot Denpasar dalam hal ini DLHK harus siap dengan armada pengalut sampah. Jangan sampah swakelola yang dibuang ke tPS eks Pasar Loak tidak teangkut dan menumpuk berhari-hari sehingga menebar bau busuk dan membuat lingkungan kumuh dan jork. Padahal Jl. Gunung Agung merupakan jalan provinsi haus dijaga kebersihan dan keindahannya. ”Saya minta kepada DLHK memperhatikan lingkungan. Karena tumpukan sampah dan bau busuk membuat waga tersiksa,’’ ucapnya.
Sementaa sampah yang meluber di TPS3R Paku Sari, Jalan Tukad Citarum, Kelurahan Panjer, Denpasar sudah mulai diangkut. Sebanyak 14 truk sampah sudah diangkut dan dibawa ke TPA Suwung oleh DLHK Denpasar. Meskipun sudah diangkut, namun tumpukan sampah masih tersisa dan menutupi pintu masuk dan halaman TPS3R Paku Sari ini. Pengelola TPS3R memberlakukan sistem buka tutup. “Sementara kami tutup, kalau sudah terangkut semua baru dibuka lagi. Kalau penuh kami tutup lagi,” kata Ketua TPS3R Paku Saru, Nyoman Astawan saat ditemui di lokasi.
Astawan mengatakan TPS3R Paku Sari kewalahan menangani sampah dari seluruh Panjer. Pasalnya, TPS3R yang luasna 11 are ini memiliki kemampuan mengelola sampah untuk tiga lingkungan. “Sekarang kami melayani 9 banjar dengan 11 ribuan warga. Belum lagi kos atau usaha rumah makan sehingga kewalahan. Apalagi saat hari raya pasti volume sampah meningkat,” kata Astawa seraya menelaskan, dalam sehari rata-rata 8 hingga 10 truk masuk ke TPS3R ini.
Sementara itu, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Denpasar, Dewa Gede Rai mengatakan, persoalan sampah yang terjadi saat ini tidak terlepas dari produksi sampah meningkat saat hari raya Galungan. Selain itu, terjadi kendala di TPA Suwung sehingga terjadi antrean kendaraan untuk membuang sampah cukup panjang. ”Armada truk yang mengangkut sampah tidak bisa berjalan lancar harus lama antre untuk menurunkan sampah,’’ kata Dewa Rai.
Di tempat terpisah Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebesihan Kota Denpasar I Wayan Tagel Sidarta ketika dikonfirmasi membenarkan sampah menumpuk di TPS eks. Pasa Loak jl. Gunung Agung. Menurutna, poese pengangkutan sampah ada di TPA Suwung. Karena di TPA Suwung mulai tebatas dan proses membuang sampah antre sehingga sirkulasi volume membuang samah biasa dapat tiga sampai empat kali menjadi satu atau dua kali saja. ”Itu menjadi hambatan sampah menumpuk di TPS atau TPS3R. Selain hari raya Galungan volume sampah otomatis meningkat,’’ kata Tagel Sidarta.
Tagel Sidarta mengaku, pasca hari raya i ada penambahan bedampak penumpakan sampah. Namun sudah terus diupayakan pengangkutan sampah ang ada di TPS3R dan siatem yang ada di TPA diperbaiki. ”Kita terus mengakut sampah, tapi hambatannya ada di sana. Ada lodes di TPS menunggu truk datang dari TPA Suwung. Bukan sampah tidak diangkut melainkan petugas DLHK teus keja ekstra keras menangani sampah ang menumpuk di TPS maupun TPS3R,’’ ucapnya. Disinggung tumpukan sampah di TPS eks Pasa Loak meneba bau busuk, Tagel Sidarta menjelaskan, pihaknya sdah menemprot sampah dengan eco enzyme agar tidak mengeluarkan bau busuk. ”Petugas DLHK sudah menyiram tumpukan sampah dengan eco enzyme untuk meredam bau busuk,’’ tegasnya.