FORUM Keadilan Bali – Lomba layang-layang bertajuk Dwi Tunggal Melesat Kite Festival digelar Seka Teruna Dwi Tunggal, Banjar Menesa Puseh, Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan diikuti 455 peserta dibuka Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara ditandai penyerahan Piala Bergilir Wali Kota kepada panitia lomba, Sabtu (4/6).
Wali Kota Jaya Negara mengatakan, layang-layang telah menjadi permainan tradisi bagi masyarakat. Terlebih layang-layang memiliki filosofi konsep Rare Angon terus berkembang serta menjadi event di ajang daerah, nasional hingga internasional. Kreativitas dalam layang-layang semakin maju, sehingga perlu terus didukung. Apalagi pemulihan budaya pasca pandemi selama dua tahun ini, lomba layang-layang secara offline pertama pasca pandemi melanda.
Jaya Negara menjelaskan, kreativitas layang-layang harus terus didukung dalam pelestarian permainan tradisi dengan kreativitas terus berkembang. ”Tradisi layang-layang dari segi ekonomi kreatif tidak saja menjaga tradisi, namun mampu memberikan manfaat ekonomi ke depan dalam bidang kreativitas,” ujar Jaya Negara sembari mengajak para Rare Angon selalu menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban serta tetap mengikuti protocol kesehatan (prokes).
Sementara Ketua Panitia Dwi Tunggal Melesat Kite Festival, Kadek Aiswha Narendra, mengatakan lomba layang-layang diikuti 455 peserta. Lomba ini pertama dan digelar selama dua hari tanggal 4-5 Juni 2022. Pelaksanaan lomba digelar di Carik Nyalin masuk wilayah Subak Kerdung, Desa Adat Pedungan. ”Kami masih buka pendaftaran dan menargetkan minimal 500 dan kalau bisa 1.000 peserta,” kata Narendra.
Narendra menjelaskan, beberapa kategori mulai dari layangan plastik, kategori remaja, dewasa, dan celepuk. Sementara jenis layang-layang yang dilombakan bebean, pecukan, janggan buntut, janggan, dan celepuk. Peserta lomba berasal dari seluruh Bali. ”Pendaftaran lomba sudah kami buka sejak 2 Mei lalu,” jelasnya.
Dia menambahkan, biaya pendaftarannya Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu. Terdapat delapan orang juri dalam perlombaan. Pemenang akan mendapat piala, piagam dan uang pembinaan. Selain itu, ada penghargaan untuk pengirim layangan terbanyak, satu seka bisa mengirim 20 layangan. Pengirim laangan terbanyak mendapat piala, piagam dan dua ekor ayam,” papanya. ”Lomba laang-laang bertujuan melestarikan budaya khususnya layangan Bali,’’ ucapnya.